MEMPERSIAPKAN MASA PENSIUN
Seseorang yang akan pensiun perlu mempertimbangkan apakah akan tetap melanjutkan bekerja atau tidak. Banyak orang yang mengambil pekerjaan baru setelah pensiun dari karir utama mereka, yaitu pekerjaan temporari atau self-employment. Namun, ada juga yang memilih untuk menikmati masa pensiunnya dengan kembali aktif melakukan hal yang menjadi hobby-nya, yang mungkin dulu tidak sempat dilakukan saat bekerja.
Pertanyaan yang sering muncul sebelum seseorang pensiun biasanya adalah “Berapa banyak uang yang akan saya butuhkan?”, “Apakah tabungan yang saya persiapkan sudah cukup?”. Namun ketika permasalahan yang banyak diperbincangkan adalah seputar finansial, sebenarnya ada hal lain yang perlu untuk dipersiapkan, yaitu kondisi emosional. Sedikit orang yang mempertimbangkan kondisi emosional (penyesuaian psikologis) yang turut berpengaruh ketika kita berada pada masa pensiun. Penyesuaian ini termasuk pada kemampuan kita untuk siap menerima identitas karir yang telah hilang, menghabiskan waktu yang lebih banyak dengan keluarga, dan mencari kegiatan yang dapat membuat kita tetap aktif.
Perubahan-perubahan yang dialami antara lain dari sisi biologis (misal: penurunan pada masa tulang yang menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh, mudah retak, dan proses penyembuhan memakan waktu yang lebih lama), kognitif (misal: kecepatan dalam memproses informasi -yang terukur melalui waktu reaksi- berkurang seiring dengan penambahan usia), hingga sosio-emosional. Perubahan tersebut akan menjadi tantangan bagi diri kita. Maka dari itu, persiapan terhadap kondisi psikologis merupakan hal penting yang perlu untuk dilakukan agar kita dapat menjalani masa pensiun dengan bahagia. Beberapa pensiunan terkadang ada yang menjalani masa pensiunnya dengan bahagia, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dan menjalankan hobi yang dulu tidak dapat mereka nikmati. Namun yang lainnya, dapat mengalami kecemasan, depresi, dan perasaan kehilangan.
Penelitian yang dilakukan oleh psikolog menemukan bahwa orang-orang yang benar-benar terlibat dalam kegiatan-kegiatan pasca pensiunnya akan mendapatkan keuntungan secara psikologis. Untuk itu, kita perlu untuk memberikan waktu dalam mempersiapkan masa pensiun, baik dalam segi sosial maupun psikologis untuk mencari tahu apa yang dapat membuat kita bahagia ketika menikmati masa pensiun kelak dan tidak hanya terpaku pada masalah finansial.
Berikut adalah tips singkat yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa pensiun dengan lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan diri:
- Connect. Jalinlah hubungan dengan orang-orang di sekitar. Bangunlan hubungan dengan dukungan yang positif sehingga memberikan manfaat bagi diri kita.
- Be Active. Cobalah untuk melakukan aktivitas di luar seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau bahkan menari. Beraktivitas fisik dapat membuat kita merasa lebih baik. Lakukan aktivitas fisik yang kita senangi dan sesuai dengan mobilitas kita.
- Take Notice. Tingkatkan rasa ingin tahu. Hargai setiap momen. “Be aware” terhadap dunia serta perasaan Anda. Merefleksikan pengalaman pribadi dapat membantu Anda untuk mengapresiasi segala hal di dalam hidup.
- Keep Learning. Cobalah hal-hal baru atau temukan kembali hobby lama. Daftarkan diri kita mengikuti kegiatan yang baru, misalnya mempelajari alat musik atau belajar memasak.
- Give. Lakukan hal baik terhadap orang di sekitar. Ucapkan terima kasih, berikan senyum, sapaan, dan pujian kepada orang lain. Berterima kasihlah terhadap segala hal baik yang terjadi di dalam hidup kita.
Kelima tips di atas dapat kita lakukan sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. So, persiapkanlah kondisi psikologis kita untuk menghadapi masa pensiun. Ingat, pensiun tidak seperti melompat dari papan seluncur, pensiun adalah sebuah proses dan membutuhkan waktu untuk menyesuaikannya.
(oleh : Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog)
Sumber:
Santrock, John W. (2013). Life-span Development (fourteenth edition). NY: McGraw Hill.
Southern Health and Social Care Trust. (2013). Booklet of Five Ways to Wellbeing: Simple Steps to Improve your Mental Wellbeing. London.
Baca juga : ini Alasan Kenapa Sering Nyeri Bahu
0 Disukai
1169 Kali Dibaca
Belum Ada Komentar