Gastritis adalah kondisi peradangan pada lapisan lambung yang juga banyak dikenal sebagai maag meskipun sebenarnya dua kondisi yang berbeda. Ketika lapisan lambung meradang, bisa muncul gejala seperti nyeri pada perut, mulas, mual, dan muntah. Pemicu kondisi ini bisa berbagai faktor, dari infeksi bakteri, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga stres.
Seperti dicuplik dari National Library of Medicine, terdapat setidaknya tiga jenis gastritis, yakni akut, kronis, dan reaktif.
-
Gastritis akut: peradangan terjadi secara tiba-tiba dan bisa sembuh sepenuhnya dengan penanganan yang tepat
-
Gastritis kronis: berlangsung dalam jangka waktu lama dan risiko kerusakan permanen pada dinding lambung lebih besar
-
Gastritis reaktif: terjadi karena ada faktor pencetus atau adanya rangsangan tertentu, termasuk aliran balik asam lambung
Individu yang mengalami gastritis membutuhkan penanganan yang tepat agar dapat pulih sepenuhnya dan tak ada peradangan lagi. Bila tak tertangani dengan baik, gastritis bisa berkembang menjadi lebih serius dan bahkan berujung pada kanker dan kematian.
Gastritis tidak selalu menyebabkan gejala. Sebagian orang sama sekali tak mengalami gejala gastritis meski terjadi peradangan pada lapisan lambungnya. Adapun gejala yang mungkin muncul meliputi:
-
Perut terasa nyeri dan tidak nyaman
-
Ada sensasi terbakar di lambung
-
Mual dan muntah, terutama setelah makan
-
Sering berserdawa
-
Cepat kenyang, kembung, atau begah walau makan dalam porsi kecil
-
Tinja berwarna gelap atau bercampur darah
-
Tenggorokan seperti terbakar dan ada rasa asam atau pahit di lidah
-
Nafsu makan berkurang
-
Sering merasa ingin buang angin
-
Pusing
-
Detak jantung cepat
Gastritis bisa terjadi karena beragam faktor yang dapat menyebabkan peradangan atau iritasi pada lapisan lambung. Faktor itu termasuk:
-
Infeksi Helicobacter pylori pada lapisan mukosa lambung. Virus, jamur, dan parasit juga bisa menyebabkan infeksi meski kasusnya lebih jarang
-
Penggunaan obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang, termasuk ibuprofen dan aspirin, juga obat lain yang bisa meningkatkan risiko peradangan pada lapisan lambung
-
Konsumsi alkohol berlebih
-
Kebiasaan merokok
-
Kondisi autoimun tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel lambung sendiri
-
Produksi asam lambung berlebih
-
Stres baik secara fisik maupun emosional
Tak jarang seorang individu mengalami gastritis karena kombinasi sejumlah faktor ini. Perlu pemeriksaan dokter untuk memastikan penyebab dan menentukan perawatan yang tepat.
Dokter dapat mendiagnosis gastritis dengan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes yang meliputi:
- Pengumpulan informasi mengenai gejala pasien, termasuk lamanya gejala dan apakah ada faktor tertentu yang memicu kemunculannya
- Pemeriksaan fisik guna mengevaluasi gejala dan tanda gastritis, terutama pada perut
- Tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang mungkin muncul karena adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Pengambilan sampel jaringan di dalam lambung untuk dianalisis di laboratorium
- Uji tinja untuk mendeteksi adanya perdarahan di saluran pencernaan
- Uji barium di mana pasien diminta meminum larutan barium untuk kemudian diperiksa dengan sinar-X untuk melihat gambar kondisi lambung
- Uji napas untuk mengukur kadar karbon dioksida yang bisa menandakan infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Uji pH asam lambung untuk mengukur tingkat keasaman lambung
- Bila dokter curiga ada kondisi autoimun, tes serologi autoimun bisa dilakukan
Penanganan gastritis umumnya mencakup kombinasi perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan, dan penyesuaian pola makan. Pelaksanaan prosedur ini bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gastritis, termasuk:
- Menghindari faktor pemicu dan risiko, antara lain dengan membatasi atau menghindari konsumsi minuman beralkohol, tidak merokok, dan membatasi penggunaan obat pemicu peradangan lapisan lambung
- Mengendalikan stres lewat latihan relaksasi, yoga, meditasi, atau aktivitas lain
- Mengubah pola makan menjadi lebih teratur dan menghindari bahan makanan tertentu yang bisa memicu gejala gastritis seperti makanan yang berlemak, asam, dan pedas serta tinggi kafein
- Pemberian obat-obatan seperti antasida untuk meredakan gejala
- Konsumsi antibiotik bila gastritis terjadi akibat infeksi bakteri
Gastritis yang awalnya tak bergejala atau gejalanya ringan bisa berkembang menjadi lebih serius dan memerlukan penanganan medis darurat bila tak teridentifikasi dan tertangani dengan baik. Sejumlah komplikasi yang bisa muncul dari gastritis antara lain:
- Terbentuknya ulkus atau luka pada dinding lambung yang bisa memicu perdarahan dan robekan dinding lambung
- Perdarahan lambung
- Anemia
- Penyempitan saluran pencernaan
- Terhambatnya penyerapan nutrisi
- Kanker lambung
Langkah pencegahan gastritis melibatkan penerapan praktik higienis dan menjaga gaya hidup yang sehat. Secara umum, gastritis bisa dicegah dengan cara:
- Menghindari makanan asam dan berlemak
- Tidak mengonsumsi obat NSAID
- Makan dalam porsi kecil beberapa kali dalam sehari alih-alih langsung banyak
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
- Memakan makanan yang sudah diolah dengan baik untuk mencegah infeksi bakteri
- Mengendalikan stres
- Menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan kafein
Jika merasa khawatir atau mengalami gejala gastritis yang mengganggu aktivitas sehari-hari, lebih baik segera cari bantuan medis. Datangi dokter secepatnya bila ada gejala seperti nyeri perut yang parah dan intens, muntah darah, tinja berwarna hitam, pusing, atau sesak napas.
Belum Ada Komentar