Seputar Informasi
Temukan berbagai informasi kesehatan terkini dari sumber terpercaya.
-
Informasi
Ikuti Webinar Kesehatan Bersama Yakes-Telkom Dengan Bahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia terdapat 30% masyarakat menderita Fatty Liver dari usia anak-anak hingga lansia. 95 % penderita tidak merasakan gejala dan tidak tau memiliki Fatty Liver. Bahayanya, apabila dibiarkan Fatty Liver dapat memburuk menjadi Sirosis Hepatis. Yuk!!! Ikuti webinar kesehatan bersama Yakes-Telkom dengan tema Kenali & Waspadai Fatty Liver Di Antara Kita Narasumber: dr. Ulfa Kholili, SpPD-KGEH, FINASIM (Staf Divisi Gastroentero-Hepatologi Dep Ilmu Penyakit Dalam FK Unair - RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Moderator: dr. Laksmita Adityarie (Dokter - Yakes Telkom) Dilaksanakan pada: Tanggal : Rabu, 25 Mei 2022 Waktu : 09.00 - 11.00 WIB Via: Zoom Meeting Silakan klik link dibawah ini untuk bergabung: bit.ly/webinaryakes_25mei Note: Ikuti juga program lainnya dan info kesehatan terkini dengan klik link ini: linktr.ee/YakesPromotifPreventif Salam Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 6M: Memakai Masker Mencuci Tangan Menjaga Jarak Menjauhi Kerumunan Mengurangi Mobilitas Menghindari Makan Bersama Baca Selengkapnya
-
Artikel
Cegah Infeksi Pada Anak, Ini Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Anak-anak merupakan usia rentan dalam terinfeksi berbagai bakteri dan virus penyakit, namun meskipun begitu terdapat beberapa tahapan untuk mencegah kondisi tersebut. Hal ini terjadi akibat bayi dan balita umumnya cenderung menggunakan tangan mereka untuk menyentuh berbagai permukaan, seperti wajah, hidung maupun mata setelah berkontak dengan barang yang memungkinkan berkumpulnya virus dan bakteri. Dr. Nina Dwi Putri, SpA (K) dari Unit Kerja Koordinasi Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kontak dekat dengan banyak anak lain dapat dengan mudah menjadi sumber penyebaran virus dan bakteri pada anak-anak. Oleh karena itu, Dr. Nina menjelaskan beberapa cara untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua. Beberapa cara tersebut meliputi : Melakukan Vaksinasi atau Imunisasi Imunisasi pada anak merupakan cara paling efektif untuk menjadi perlindungan anak dari infeksi tertentu pada masa anak-anak. Selain itu imunisasi juga dapat memberikan kekebalan pada kelompok masyarakat dalam mencegah penyebaran infeksi penyakit lebih lanjut. Hindari Kerumunan atau Tempat Yang Terlalu Ramai dan Ruang Dengan Sirkulasi Yang Buruk Terdapat beberapa penyakit yang mudah tertular pada saat suasana ramai, terlalu padat orang serta sirkulasi udara yang buruk. Menurut Dr. Nina bayi yang baru lahir biasanya masih belum memiliki daya tahan tubuh yang baik, sehingga disarankan untuk tidak dibawa ke keramaianan guna mencegah terpapar infeksi penyakit. Biasakan Menjaga Kebersihan Pada Anak Hal paling sederhana yang bisa dilakukan dalam mencegah infeksi penyakit adalah dengan mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan tubuh. Hal ini meliputi rajin mencuci tangan sebelum atau sesudah bermain maupun saat akan makan, menjaga kesehatan mulut dengan menggosok gigi, serta beberapa hal lainnya. Tetap Berada Dirumah Meski Sakit Guna Mencegah Penyebaran Infeksi Jika anak mengalami sakit ringan seperti, batuk pilek, demam, ruam-ruam dan lainnya, usahakan untuk tetap melakukan perawatan dirumah. Hal ini guna mencegah terpaparnya infeksi lain kepada anak, berikan anak waktu istirahat yang cukup agar segera pulih. Manfaatkan juga fasilitas telemedicine untuk mendapat obat yang sesuai dengan kebutuhan anak, namun meskipun begitu jika anak membutuhkan perawatan lebih lanjut segera periksakan ke dokter. Selain beberapa cara diatas, Dr. Nina juga mengingatkan jika memang anak mengalami masalah kesehatan khusus maka sebaiknya segera konsultasikan kepada petugas kesehatan dalam pencegahan spesifik pada anak. “Jangan panik. Apapun infeksinya yang penting selalu melakukan pencegahannya,”jelas Dokter Nina Baca Selengkapnya
-
Informasi
Hepatitis Akut Masih Menjadi Ancaman, Masyarakat Diharapkan Tetap Waspada
Penyakit Hepatitis Akut Berat yang kini merebak di sejumlah negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia masih menjadi salah satu ancaman penyakit yang perlu diwaspadai oleh masyarakat. Kasus hepatitis yang dinyatakan sebagai kejadian luar biasa oleh WHO ini menyerang anak-anak dengan penyebab yang masih belum diketahui. Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan telah ada 180 pasien anak dari total 36 negara yang terdampak hepatitis akut berat ini. CDC terus memeriksa kemungkinan dari penyebab pasti dari hepatitis ini, namun beberapa waktu lalu ditemukan bahwa Adenovirus terdeteksi pada hampir separuh anak-anak terdampak hepatitis akut berat ini. Meskipun begitu, CDC masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti virus yang menjadi penyebab utama dari Hepatitis Akut Berat ini. Oleh karena itu, penting untuk diketahui oleh masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala dari hepatitis akut berat ini, khususnya gejala penyakit kuning dengan menguningnya kulit atau mata. Serta memastikan diri menjalankan tahapan pencegahan dari penyakit ini. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyampaikan kasus penularan hepatitis akut ini perlu menjadi perhatian masyarakat. Meskipun pemerintah menyatakan pelonggaran penggunaan masker pada luar ruangan, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. "Walaupun sudah diumumkan oleh Presiden Jokowi dengan pelonggaran (masker) itu maka tetap ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan kita waspadai apalagi dengan ada Hepatitis ini yang semuanya belum diketahui. Sehingga dengan pelonggaran ini bukan berarti kita membiarkan tertular penyakit lain," jelas Syahril Sementara itu, Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ade Rachmat Yudiyanto menyebutkan hepatitis akut berat ini memiliki gejala ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare hingga gejala lanjutan seperti menguningnya area mata dan kulit serta perubahan warna pada feses dan air kencing. Menanggapi hal tersebut, Ade Rachmat meminta kepada orang tua tidak lantas panik jika mendapati anak memiliki gejala yang mirip dengan hepatitis akut berat tersebut. Ade Rachmat meminta kepada orang tua yang mendapati anaknya mengalami gejala-gejala tersebut untuk melakukan pengecekan langsung ke fasilitas kesehatan untuk diberikan penanganan lebih lanjut. Selain itu Ade juga menjelaskan tahapan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hepatitis akut berat ini adalah dengan peningkatan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan masker. Baca Selengkapnya
-
Artikel
Cara Mengatasi Nyeri Bekas Suntikan Vaksin Covid-19
Timbulnya rasa nyeri pada lengan letak suntikan vaksin merupakan efek samping yang umum terjadi setelah vaksinasicovid-19. Berikut tips yang bisa dilakukan setelah suntik vaksin: Kompres dengan kain basah yang bersih dan dingin di atas area suntikan untuk mengurangi rasa sakit. Tetap Bergerak dengan melakukan peregangan ringan di bagian lengan untuk membantu merelaksasikan otot. Istirahat dan jangan memaksakan diri untuk melakukan aktifitas fisik yang berat. Coba focus beristirahat dan penuhi kebutuhan cairan dengan minum sesuai kebutuhan tubuh (2 liter/hari). Tanyakan Obat Pereda Nyeri dan konsultasilah ke dokter untuk mendapatkan obat yang sesuai. Efek samping setelah vaksinasi dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari, namun keadaan tersebut akan hilang dalam kurun waktu 1-3 hari. Jika merasakan efek samping lebih dari satu minggu, segera hubungi dokter. Ayo kita vaksin untuk meningkatkan imunitas tubuh kita agar immunity herd segera terwujud. Baca Selengkapnya
-
Artikel
Yakes Mobile, Download Sekarang dan Nikmati Segudang Manfaatnya
Kemudahan akses informasi menjadikan kita kian mengandalkan 'mesin pencari' saat sedang sakit tanpa harus bergerak mendatangi lokasi klinik atau rumah sakit. Ini merupakah salah satu yang mendorong Yakes untuk membuat aplikasi Yakes Mobile untuk memudahkan pelanggannya (peserta Yakes) dalam mengakses layanan kesehatan. Beragam fitur yang ditawarkan, mulai dari pendaftaran antrian klinik TPKK secara online, pengajuan restitusi online, hingga konsultasi dokter melalui chat. Untuk mengetahui direktori dokter dan mitra layanan misalnya rumah sakit, laboratorium, optik dan lain lain juga dapat dilihat di menu Informasi. Berbagai informasi terbaru mengenai kesehatan juga bisa kita temukan dalam artikel-artikel maupun infografis di laman depan aplikasi, seperti info-info pencegahan virus Corona yang saat ini sedang menjadi issue global berikut call center yang dapat langsung diakses dengan sekali klik. Segudang manfaatnya, sayang sekali bila tidak kita manfaatkan. Yuk download aplikasinya melalui Play Store maupun AppStore. ==== Helpdesk: 082115667778 Baca Selengkapnya
-
Berita
Tingkatkan Layanan Proaktif, Yakes Luncurkan SABAYA
Dalam mewujudkan salah satu misi untuk memberikan pelayanan yang lebih proaktif, Yakes Telkom resmi meluncurkan program SABAYA pada Kamis (24/09) bertempat di Kantor Yakes Regional III Jawa Barat. SABAYA atau Sahabat Yakes merupakan program yang bertujuan sebagai pendamping bagi pelanggan VVIP serta pelanggan yang sangat membutuhkan bantuan seperti lansia dan penyandang cacat. SABAYA dibentuk menjadi tiga bagian yaitu, sebagai layanan personal VVIP, sebagai layanan empati, dan sebagai bentuk kolaborasi bersama program YAKIN dan Comforta. Launching SABAYA ini dihadiri oleh T. Zilmahram selaku Direktur Utama Yakes Telkom, jajaran Senior Leader, Kepala Klinik Yakes Telkom, serta seluruh Kepala Yakes Telkom Nasional beserta jajarannya yang menghadiri secara virtual melalui video conference. Disamping itu kegiatan peluncuran SABAYA ini juga sekaligus menjadi peresmian program SEHARUM (Sehat Di Rumah) dengan mendatangi pelanggan VVIP bersama beberapa dokter dan tim SABAYA ke rumah pelanggan tersebut. Dengan diluncurkannya beberapa program baru ini, semoga Yakes Telkom dapat lebih memberikan layanan terbaik dengan cinta. (YKS00) Baca Selengkapnya