Kamis, 02 Februari 2023 10:19 WIB

Kecemasan

picture-of-article

American Psychological Association (APA) mendefinisikan kecemasan sebagai salah satu emosi dengan ciri-ciri perasaan tegang, pikiran khawatir, dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah. Kecemasan berfungsi untuk mengarahkan perhatian. Kecemasan juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Ketakutan merupakan respon dari ancaman yang dapat diidentifikasi dan spesifik, berorientasi pada masa kini, dan berlangsung sebentar. Sedangkan kecemasan merupakan respon dari ancaman yang sumbernya tidak diketahui, berorientasi pada masa depan, dan berlangsung lebih lama.

 

Kemunculan kecemasan dapat dilatarbelakangi beberapa faktor, antara lain:

  1. Genetik, memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan.
  2. Tekanan lingkungan seperti di lingkup pekerjaan, hubungan, atau isu di keluarga.
  3. Faktor medis, kecemasan menjadi gejala dari penyakit lain, efek pengobatan, atau bagian dari stres yang diakibatkan dari operasi intensif.
  4. Ketidakselarasan hormon dan sinyal di otak
  5. Withdrawal dari penggunaan obat-obatan terlarang.

Perasaan cemas biasanya muncul sebelum menghadapi kejadian penting atau dalam situasi sulit. Sehingga dalam intensitas dan frekuensi tertentu justru membantu keberlangsungan hidup seseorang. Misalnya kecemasan akan ujian akan membuat seseorang belajar lebih tekun. Kecemasan dapat dikategorikan dalam gangguan jika sudah mengganggu pekerjaan, hubungan, dan aspek lain dalam hidup, serta sulit dikontrol, muncul pemikiran atau perilaku bunuh diri, dan memiliki dampak kepada kesehatan fisik. Diagnosa gangguan kecemasan hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater.

American Psychological Association (APA) mendeskripsikan seseorang dengan gangguan kecemasan dengan memiliki pikiran mengganggu dan kekhawatiran yang berulang-ulang. Gangguan kecemasan (anxiety disorder) terdiri dari beberapa gangguan, antara lain: generalized anxiety disorder, separation anxiety, selective mutism, phobia, agoraphobia, serta panic attack. Generalized Anxiety Disorder (GAD) ditandai dengan adanya kekhawatiran dan ketegangan berlebih yang berlebihan dan jauh lebih berat daripada yang orang umumnya alami. Biasanya diikuti dengan gejala seperti:

  1. Ketidakmampuan dalam mengontrol kekhawatiran berlebih
  2. Kesulitan memulai atau bertahan dalam tidur
  3. Mudah marah
  4. Mudah kaget atau takut
  5. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran sering kosong

Gejala fisik yang umumnya dirasakan termasuk:

  1. Sakit kepala dan kelelahan
  2. Otot menegang dan nyeri
  3. Kesulitan menelan
  4. Badan gemetar
  5. Berkeringat
  6. Denyut jantung meningkat
  7. Mual
  8. Berkunang-kunang
  9. Merasa kehabisan napas
  10. Peningkatan frekuensi buang air kecil

Kecemasan tidak disarankan untuk dihilangkan sepenuhnya. Kecemasan memegang peranan penting untuk menjaga kita tetap waspada. Penanganan kecemasan dilakukan untuk dapat mengelola kecemasan pada tingkat yang dapat diterima. Kecemasan utamanya ditangani melalui psikoterapi serta pengobatan. Selain itu, dapat juga dilakukan penanganan mandiri dengan pengelolaan perilaku.

Penanganan mandiri. Dalam beberapa kasus, masalah kecemasan dapat ditangani secara mandiri. Berikut cara yang dapat dilakukan:

  1. Manajemen stres: Belajar untuk mengelola stres dapat meningkatkan ambang batas kecemasan. Kurangi beban kerja, buat prioritas dan daftar pekerjaan yang akan datang, serta istirahat sesuai kebutuhan dapat membuat tugas berat menjadi lebih terkelola.
  2. Teknik relaksasi: Meditasi, relaksasi otot progresif, relaksasi napas, berendam air hangat, dan yoga merupakan contoh aktivitas untuk dapat meningkatkan relaksasi.
  3. Berolahraga rutin serta mengadaptasi pola makan sehat seimbang. Olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memicu pelepasan hormon dalam otak yang mampu mendatangkan perasaan positif.
  4. Berlatih mengubah pola pikir negatif: Buatlah catatan berisi daftar pikiran negatif berulang yang memicu kecemasan, lalu buat pikiran faktual atau positif yang dapat menggantikannya.
  5. Cari dukungan sosial: Komunikasi dengan anggota keluarga dan teman yang supportif atau ikuti support grup yang ada di lingkungan.

Pengobatan: Obat yang digunakan oleh psikiater adalah beberapa jenis antidepresan, benzodiazepines, tricyclics, dan beta-blockers. Jenis obat dan dosis yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi penderita.

Psikoterapi: Psikoterapi melibatkan diskusi dengan profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, dan konselor untuk mempelajari bagaimana cara mengelola kecemasan. Teknik yang paling sering digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

 

Baca juga : Lemak

1 Disukai

585 Kali Dibaca