Rabu, 04 September 2024 12:00 WIB

Osteoporosis

picture-of-article

Tindakan untuk Osteoporosis, Tulang Keropos Orang Tua

Seiring dengan pertambahan usia, organ-organ tubuh kita mengalami penurunan daya kerja. Tulang adalah salah satu organ tubuh yang akan semakin rapuh (melemah). Kondisi yang disebut osteoporosis ini banyak dialami orang tua, namun dampaknya dapat diminimalisir dengan penanganan yang tepat.

Osteoporosis adalah kondisi umum yang membuat tulang anda menjadi rapuh. Tulang adalah jaringan hidup yang memberikan struktur kerangka pada tubuh. Tulang terus beregenerasi secara seimbang saat usia muda. Namun, dengan bertambahnya usia, sistem metabolisme berubah sehingga dapat menyebabkan kandungan sel dan mineral dalam tulang menurun

Tahap pertama osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang disebut osteopenia, yang berarti tulang Anda tidak sekuat yang seharusnya. Proses pergantian sel-sel tulang yang telah tua menjadi tidak seimbang atau dengan kata lain pembentukan sel tulang yang baru lebih lambat daripada penghancuran sel tulang yang telah tua. Seiring dengan waktu, tulang kehilangan kekuatan dan strukturnya.

Jika Anda menderita osteoporosis, tulang menjadi lebih rapuh dan lebih mudah patah. Bahkan karena trauma ringan, dapat menyebabkan patah tulang. Menurut penelitian, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria berusia di atas 50 tahun yang mengalami patah tulang disebabkan oleh osteoporosis.

Osteoporosis paling sering mempengaruhi tulang pergelangan tangan, panggul, dan tulang belakang. Saat tulang-tulang tersebut melemah dan cedera, proses penyembuhannya membutuhkan waktu lebih lama pada usia tua. Artinya, mobilitas menjadi sangat terbatas dalam jangka waktu lama. Kondisi ini juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain yang menurunkan kualitas hidup, seperti luka dekubitus, gangguan pernafasan, gangguan fungsi syaraf, dan penyakit komplikasi lainnya

Pada tahap awal pengeroposan tulang, gejalanya tidak begitu umum. Namun, seiring dengan perkembangan penyakit, dapat menyebabkan gejala berikut ini:

  • Sakit punggung
  • Berkurangnya tinggi badan
  • Postur tubuh membungkuk
  • Resiko tinggi mengalami patah tulang

Sakit punggung atau perubahan postur tulang belakang dapat mengindikasikan terjadinya osteoporosis. Itulah sebabnya banyak orang lanjut usia dengan osteoporosis mendapati adanya penurunan tinggi badan.

Banyak faktor risiko yang terkait dengan osteoporosis, seperti:

  • Gender wanita (kepadatan tulang wanita lebih rendah daripada pria dan lebih cepat melemah karena penurunan kadar estrogen setelah menopause)
  • Berusia 55 tahun ke atas
  • Riwayat keluarga dengan osteoporosis
  • Mengalami patah atau retak tulang sebelumnya
  • Beberapa obat tertentu, termasuk penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang
  • Kondisi medis lain, seperti penyakit Coeliac Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi:
  • Konsumsi alkohol tinggi
  • Merokok
  • Kekurangan vitamin D
  • Indeks massa tubuh rendah
  • Jarang atau tak pernah beraktivitas fisik

Untuk mendiagnosis osteoporosis, menilai risiko patah tulang, dan menentukan penanganan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dokter biasanya akan menjalankan pemindaian kepadatan tulang.

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur kepadatan mineral tulang menggunakan dual- energi x-ray absorptiometry (DXA atau DEXA) atau densitometri tulang. Jumlah sinar-x yang diserap oleh jaringan dan tulang diukur dengan mesin DXA dan berkorelasi dengan kepadatan mineral tulang.

Guna memeriksa patah tulang akibat osteoporosis, ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan dokter:

  • Rontgen tulang: Gambar tulang di dalam tubuh, termasuk pergelangan tangan, panggul, atau tulang belakang akan terlihat dari rontgen. Ini membantu dalam menegakkan penyebab patah tulang, yang terkadang merupakan akibat dari osteoporosis.
  • CT scan tulang belakang: CT scan tulang belakang dilakukan untuk menilai kondisi tulang belakang secara lebih rinci

Jika Anda didiagnosis dengan osteoporosis, dokter akan menyarankan pengobatan terbaik berdasarkan gaya hidup, usia, riwayat kesehatan, dan obat yang sedang dikonsumsi.

Berdasarkan pada faktor-faktor ini, pilihan perawatan untuk osteoporosis antara lain:

  • Terapi hormon (penggantian estrogen atau testosteron atau penggunaan obat-obatan terkait)
  • Perubahan gaya hidup (diet kaya kalsium dan vitamin D serta olahraga)
  • Obat-obatan (bifosfonat atau suntikan obat penyeimbang regenerasi sel tulang)
  • Modifikasi faktor risiko, seperti tidak mengenakan sepatu berhak tinggi untuk mengurangi kemungkinan jatuh
  • Fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan tulang, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi
  • Bedah ortopedi atau manajemen perawatan patah tulang

Osteoporosis termasuk silent disease atau penyakit yang datang dengan senyap tanpa tanda- tanda yang tampak jelas sebelumnya. Ketika sudah terkena, dampaknya akan sangat terasa. Karena itu, setiap orang sebaiknya melakukan pencegahan sedini mungkin. Caranya antara lain:

  • Menjaga berat badan yang ideal
  • Rutin berolahraga
  • Tidak / membatasi konsumsi alkohol
  • Berhenti merokok
  • Konsumsi cukup kalsium dan vitamin D melalui diet dan suplemen
  • Memeriksakan diri ke dokter spesialis tulang untuk mengetahui faktor risiko dan langkah pengendaliannya

Osteoporosis adalah penyakit yang kompleks karena dampaknya terhadap setiap orang berbeda-beda. Ada dampak yang ringan, tapi tak jarang terjadi dampak yang berat hingga mengancam jiwa pasien. Anda sebaiknya mendatangi dokter jika curiga ada gejala pengeroposan tulang, terutama bila memiliki faktor risiko osteoporosis. Temui dokter spesialis ortopedi guna memastikan kondisi tulang Anda dan mendapat penanganan yang sesuai dengan hasil pemeriksaan medis.

Baca juga : Pola Makan Cegah Osteoporosis

0 Disukai

139 Kali Dibaca