Kanker kelenjar getah bening (limfoma) dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma Non Hodgkin (LNH). Pembagian ini didasarkan adanya sel Reed Sternberg yang merupakan tanda khas pada Limfoma Hodgkin namun tidak ada pada Limfoma Non Hodgkin.
- Limfoma Hodgkin:
- Paling sering ditemukan di area leher dan kepala walaupun bisa timbul di daerah tubuh yang lain.
- Umumnya pasien didiagnosis pada rentang usia 20-30 tahun atau di atas usia 60 tahun.
- Merupakan jenis keganasan yang angka kesembuhannya cukup tinggi.
- Limfoma Non Hodgkin (LNH):
- Biasanya ditemukan pada individu usia lanjut (biasanya lebih dari 60 tahun).
- Limfoma Non Hodgkin dapat tumbuh lambat (indolent) atau cepat (aggressive).
- Merupakan jenis limfoma terbanyak di dunia. Di USA tahun 2014 ada 71.850 orang penderita, Limfoma Hodgkin hanya 15% dari seluruh kasus limfoma. Di Indonesia berdasarkan data Globocan 2018, LNH menempati posisi ranking 7 dari seluruh jenis kanker.
- Limfoma secara umum lebih sering terjadi pada pria.
- Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko terkena limfoma. Angka kematian meningkat seiring bertambahnya usia dimana angka kematian tertinggi pada LNH terjadi pada usia 75-84 tahun. Pasien berusia > 60 tahun mempunyai risiko perjalanan penyakit yang lebih buruk.
- Angka kejadian limfoma sendiri ditemukan lebih tinggi pada etnis kaukasia dan pada masyarakat di negara maju.
- Risiko Limfoma Non Hodgkin (LNH) akan meningkat 60-200 kali lipat pada penderita HIV/AIDS.
- Seringnya terpapar herbisida dan pelarut organik seperti pada peternak, pekerja hutan, dan petani berisiko tinggi terkena LNH.
- Beberapa obat kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko terkena limfoma di tahun-tahun kemudian.
- Konsumsi makan tinggi lemak, merokok, dan paparan sinar ultraviolet dapat meningkatkan risiko terjadinya limfoma.
Seseorang dengan Limfoma Non Hodgkin akan merasakan tanda dan gejala sebagai berikut:
- Penurunan berat badan > 10% dalam 6 bulan.
- Demam 38℃ selama lebih dari 1 minggu tanpa sebab yang jelas.
- Banyak keringat malam.
- Mudah lelah.
- Penurunan nafsu makan.
- Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) atau adanya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak, pangkal paha (terutama bila berukuran > 2 cm). Hal yang harus diwaspadai adalah adanya bulky disease (KGB berukuran > 6-10 cm atau dari hasil rontgen terlihat bagian tengah rongga dada berukuran > 33%).
Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan antara lain laboratorium, radiologi, pengambilan jaringan pada kelenjar (biopsi), dan pengambilan sampel sumsum tulang.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan jaringan dan sel melalui pemeriksaan biopsi pada kelenjar getah bening dan bila perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan IHK (Imunohistokimia). Pengambilan sampel sumsum tulang juga akan dilakukan jika ada kecurigaan keterlibatan sistem saraf.
Belum Ada Komentar