Tenosinovitis dapat menyerang siapa saja dan lebih berpotensi terkena tenosinovitis jika memiliki kondisi berikut: artritis reumatoid, diabetes, infeksi tangan, gout (peradangan pada sendi yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh), penyakit paru obstruktif kronis, penyakit tiroid, penyakit Dupuytren (kelainan di tangan yang menyebabkan jari-jari tangan terutama jari tengah dan jari manis menjadi membengkok atau membeku dalam posisi tertentu), sedang menjalani pengobatan kanker tertentu.
Lebih dari separuh penderita rheumatoid arthritis mengalami tenosinovitis. Sekitar 20% penderita diabetes mengalami tenisinovitis.
Tenosinovitis mengakibatkan nyeri. Penyakit ini dapat memengaruhi tendon yang terhubung ke otot apa pun yang membantu salah satu anggota tubuh mendorong, menarik, atau memanjangkan (otot fleksor dan ekstensor). Dapat berdampak juga / mengalami kesulitan menggerakkan bagian tubuh yang terkena seperti biasanya. Tempat paling umum yang terkena tenosinovitis meliputi: tangan, pergelangan tangan dan kaki.
- Nyeri.
- Pembengkakan pada daerah sendi.
- Kesulitan menggerakkan bagian tubuh seperti biasanya.
- Nyeri saat menggerakkan bagian tubuh.
- Perubahan warna pada daerah sejajar garis lurus sepanjang tendon.
- Penyakit autoimun: Setiap kondisi di mana pertahanan tubuh menyerang dirinya sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada membran sinovial. Artritis (seperti artritis reumatoid dan asam urat) dan diabetes dapat menyebabkan tenosinovitis.
- Penggunaan berlebihan: Mengulangi satu gerakan atau gerakan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sindrom penggunaan berlebihan. Kerusakan akibat sindrom penggunaan berlebihan sering kali mencakup tenosinovitis.
- Infeksi: Banyak infeksi umum yang dapat menyebar ke membran sinovial dan menyebabkan tenosinovitis menular.
- Trauma: Cedera atau kecelakaan apa pun yang merusak tendon atau area di sekitarnya dapat menyebabkan tenosinovitis.
Tidak selalu. Meskipun dengan istirahat dan berhenti dari aktivitas yang menjadi penyebab terkadang merupakan pengobatan tenosinovitis, penting bagi dokter untuk mendiagnosis penyebab nyerinya. Jika tenosinovitis tidak didiagnosis dan diobati dengan benar, dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada tendon.
Diagnosis tenosinovitis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, pemeriksaan range of motion (derajat / batasan pergerakan anggota tubuh) dan tes darah atau pemeriksaan penunjang lainnya untuk memeriksa ada tidaknya infeksi dan kondisi penyebab lainnya.
Cara pengobatan tenosinovitis bergantung pada penyebabnya. Penanganan meliputi:
- Istirahat dan hentikan aktivitas yang menyebabkan tenosinovitis.
- Mengenakan brace / penyangga untuk mengurangi tekanan pada tendon.
- Kompres panas atau dingin untuk mengurangi rasa sakit atau peradangan.
- Suntikan steroid, antibiotik atau obat lainnya atas indikasi berdasarkan penilaian dokter.
- Kekakuan pada bagian tubuh yang terkena.
- Deformitas tendon.
- Penyebaran infeksi ke bagian lain tubuh (jika tenosinovitis disebabkan oleh infeksi).
- Jaringan parut.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko tenosinovitis adalah dengan menghindari penggunaan tendon secara berlebihan. Berikan waktu pada tubuh untuk pulih setelah berolahraga, bekerja, atau aktivitas lain yang mengharuskan melakukan gerakan yang sama berulang kali.
Belum Ada Komentar