Kamis, 18 Maret 2021 00:42 WIB

Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pasien Stroke

picture-of-article

Oral hygiene (kebersihan mulut) merupakan unsur penting pada pasien stroke. Hal ini di karenakan rongga mulut adalah tempat hidupnya banyak mikroorganisme yang erat kaitannya dengan terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Pada pasien stroke, kelemahan fisik menjadi masalah utama keterbatasan untuk melakukan mobilisasi. Gangguan menelan serta kelumpuhan pada wajah dapat meningkatkan jumlah bakteri pada mulut dari sisa-sisa makanan yang ada. Pada pasien yang mengalami gangguan penurunan kesadaran dapat menyebabkan imobilitas fisik dan gangguan menelan makanan melalui mulut sehingga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya peradangan selaput lendir pada mulut ataupun infeksi pada rongga mulut.

  1. Halitosis adalah bau pada rongga mulut yang disebabkan oleh oral hygiene yang kurang baik.
  2. Karies. Penyakit yang merusak struktur jaringan keras gigi yang ditandai dengan gigi berlubang dan aktivitas bakteri di dalam mulut.
  3. Gingivitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan gusi.
  4. Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung sekitar gigi.
  5. Sialorrhea adalah peningkatan volume air liur didalam mulut.

Manifestasi ini bisa menjadi lebih buruk lagi jika mobilitas pasien terbatas dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.

Berikut adalah perawatan penyakit gigi dan mulut yang dapat diberikan pada pasien stroke:

  1. Promotif 
    Memberikan edukasi ke pasien maupun keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut juga teknik menyikat gigi yang baik dan benar.
  2. Preventif
    • Menyikat gigi dengan gerakan memutar/sirkuler.
    • Scalling atau pembersihan karang gigi. 
    • Kontrol kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali.
  3. Kuratif
    • ​​​​​​​Perawatan dan penambalan gigi.
    • Pencabutan gigi pada pasien stroke tanpa penyulit (misal: tidak ada tremor, tidak ada kelumpuhan otot wajah).
    • Pasien stroke dengan tekanan darah yang tinggi atau mengonsumsi obat pengencer darah, maka tindakan pencabutan gigi memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan dokter umum/dokter spesialis.
  4. Rehabilitatif
    Pembuatan prothesa atau gigi tiruan untuk mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetik, dan psikis.

Sangat penting untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diberikan edukasi dalam merawat oral hygiene, baik kepada pasien maupun keluarga yang merawatnya. Hal ini dilakukan agar anggota keluarga memahami bahwa kesehatan gigi dan mulut erat kaitannya dengan kondisi kesehatan umum pasien tersebut. 

Baca juga : Depresi Pasca Stroke: Gejala, Dampak, Penyebab, dan Pengelolaannya

2 Disukai

7476 Kali Dibaca