Jumat, 05 Maret 2021 10:17 WIB

Mengenal Stroke

Suatu kondisi dimana terjadi gangguan pasokan darah dan oksigen ke otak akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke haemorrhagik).

Otak tidak dapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup sehingga sel-sel otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan otak akan rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani segera karena bila terlambat akan menimbulkan kerusakan/kecacatan pada anggota tubuh. Penanganan yang cepat dan tepat akan meminimalisir tingkat kerusakan otak dan mencegah timbulnya komplikasi.

  1. Stroke Iskemik
    Paling banyak terjadi dibandingkan jenis stroke lainnya. Terjadi saat pembuluh darah di otak menyempit/tersumbat sehingga aliran darah menuju otak terhambat.
  2. Stroke Haemorrhagik
    Kondisi pecahnya pembuluh darah arteri dalam otak yang memicu perdarahan di sekitar organ tersebut. 
    Stroke Haemorrhagik terdiri dari:
    • Perdarahan Intraserebral
      Perdarahan yang muncul saat pembuluh arteri yang terdapat di dalam otak pecah. Biasanya disebabkan oleh hipertensi.
    • Perdarahan Subarachnoid
      Perdarahan yang terjadi pada permukaan otak (subarachnoid).
  3. Stroke Ringan/TIA (Trancsient Ischemic Attack)
    Kekurangan darah pada sistem saraf pusat (otak) yang berlangsung singkat, biasanya < 24 jam atau hanya beberapa menit saja. Kondisi ini terjadi ketika terdapat gumpalan/pembekuan darah yang menghambat aliran darah di otak.
    Penyumbatan darah terjadi hanya sementara sehingga tidak menyebabkan kerusakan jaringan. TIA merupakan risiko tinggi untuk terjadinya stroke iskemik dan stroke yang berulang.
  1. Tidak dapat diubah/modifikasi
    • Usia.
    • Ras dan genetik (riwayat keluarga).
    • Jenis kelamin.
  2. Dapat diubah/modifikasi
    • Hipertensi.
    • Diabetes Mellitus.
    • Obesitas.
    • Kolesterol tinggi.
    • Merokok.
    • Stres.
    • Penyakit jantung (penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, aritmia, penyakit jantung koroner).
    • Gangguan kekentalan darah.
    • Gangguan tidur (sleep apnea).
    • Riwayat stroke atau riwayat TIA sebelumnya.
    • Kecanduan alkohol.
    • Konsumsi obat terlarang (NAPZA).
    • Kurang olahraga (sedentary life style)

Gejala stroke tergolong bervariasi, tergantung bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Umumnya stroke muncul secara tiba-tiba.
 

Gejala-gejala lain yang mungkin timbul: 

  1. Sakit kepala hebat tiba-tiba disertai kaku leher dan vertigo.
  2. Penurunan kesadaran.
  3. Sulit menelan/disfagia sehingga dapat menyebabkan tersedak.
  4. Hilangnya penglihatan tiba-tiba/penglihatan ganda.
  5. Muntah-muntah.

Bila mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya, segera ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan diri lebih lanjut. Semakin cepat stroke terdeteksi maka semakin cepat dapat disembuhkan. 

Pada saat ke rumah sakit, beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan oleh petugas antara lain:

  1. Pemeriksaan fisik lengkap.
  2. Pemeriksaan neurologis untuk mengecek refleks saraf tubuh.

Untuk mengetahui jenis stroke yang dialami, maka biasanya dilakukan pemeriksaan CT Scan/MRI brain.

  1. Terjadinya gangguan pada refleks menelan/disfagia sehingga dapat menimbulkan risiko tersedak.
  2. Terjadinya penumpukan cairan di dalam rongga otak (Hidrosefalus) yang dapat menimbulkan keluhan pusing hebat hingga kejang.
  3. Terjadinya penggumpalan darah di pembuluh darah tungkai (DVT - Deep Vein Thrombosis) yang bisa menyebabkan nyeri hingga terjadinya kelumpuhan.

Baca juga : Pola Makan untuk Pasien Stroke

0 Disukai

1394 Kali Dibaca