Jumat, 21 Juli 2023 13:57 WIB

Apendisitis (Usus Buntu)

picture-of-article

Pencernaan sangat penting bagi manusia karena perannya sebagai pintu masuk serapan nutrisi yang merupakan sumber energi untuk tubuh bekerja. Pencernaan yang bertugas menyerap nutrisi tersebut salah satunya diperankan oleh usus. Usus terdiri dari usus halus dan usus besar. Apendix atau yang sering disebut usus buntu merupakan bagian dari usus besar.

Usus buntu berukuran panjang 8-10 cm dengan lebar 1,3 cm. Hingga sekarang, belum begitu jelas fungsi dan peran dari usus buntu. Namun beberapa ahli berasumsi bahwa usus buntu berperan sebagai tempat berkembang biak bakteri baik usus yang siap untuk membantu proses pencernaan, terutama ketika saat terjadi infeksi pencernaan yang melenyapkan banyak bakteri baik tersebut. Asumsi lainnya bahwa usus buntu membantu produksi sel endokrin janin dan membantu sistem imun pada 3 dekade pertama kehidupan dengan pengaturan sel darah putih sebagai antigen terhadap infeksi-infeksi pencernaan.

Karena ukuran usus buntu yang begitu kecil, sehingga potensi terjadi penyumbatan bisa terjadi kapan saja. Penyumbatan usus buntu akan berakhir pada peradangan dan infeksi yang menimbulkan gejala tidak nyaman, bahkan berakibat fatal jika tak tertangani. Infeksi pada usus buntu disebut juga apendisitis.


 

Apendisitis atau infeksi usus buntu terjadi akibat banyak faktor. Faktor infeksi tersebut diawali oleh sumbatan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh parasit seperti cacing, makanan, kotoran, tumor maupun benda asing lainnya. Ketika hal ini terjadi, risiko infeksi akan meningkat akibat bakteri, virus, atau parasit yang terakumulasi.

Seiring waktu, infeksi usus buntu atau apendisitis akan semakin menunjukkan peradangan jaringan sekitarnya menyebabkan usus buntu semakin membengkak. Peradangan ini akan memberi rasa nyeri kepada penderita. Beberapa gejala terusan yang akan mengikuti seiring infeksi berkembang meliputi:

  • Nyeri perut diawali dari pusar kemudian menjalar ke perut bagian kanan bawah.
  • Nyeri khas tersebut yang semakin memburuk terutama saat bergerak, tarik napas, disentuh, atau saat batuk maupun bersin.
  • Nyeri seluruh perut bisa terjadi jika apendisitis sudah pecah atau bocor.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Demam dan meriang.
  • Konstipasi dan perut kembung.
  • Sulit buang angin.

Menegakkan diagnosa apendisitis dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dokter akan melakukan pemeriksaan mulai wawancara keluhan penderita dan pemeriksaan fisik pada perut. Wawancara akan mendalami keluhan gejala yang dirasakan. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan penekanan perlahan pada perut bagian kanan bawah kemudian melepasnya dengan cepat. Jika pasien merasakan nyeri hebat, ini mengisyaratkan ada tanda-tanda peradangan pada usus buntu. Dokter akan meraba perlahan ketegangan perut untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyebaran infeksi ke rongga perut akibat apendisitis yang sudah pecah atau bocor. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik lainnya sebagai pembanding untuk mengeliminasi diagnosa banding lainnya.

Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah akan menunjukkan adanya peningkatan leukosit atau sel darah putih sebagai penanda infeksi. Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu pencitraan gambar melalui ultrasonography (USG), abdominal X-ray, CT-scan, maupun MRI akan membantu menemukan tanda terjadinya peradangan dan sebaran peradangan yang terjadi pada usus buntu dan sekitarnya.

Pengobatan untuk apendisitis meliputi obat-obatan maupun tindakan invasif. Dokter akan mempertimbangkan pilihan berdasarkan indikasi dan tingkat keparahan. Penanganan apendisitis dengan obat-obatan, operasi maupun tindakan lainnya.

Obat-obatan
Pengobatan untuk apendisitis biasanya melibatkan penggunaan antibiotik. Antibiotik bertujuan untuk mengurangi peradangan dan mencegah infeksi lebih lanjut. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik seperti ampisilin atau seftriakson untuk membantu melawan infeksi bakteri. Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter dan melanjutkan pengobatan sampai selesai, bahkan jika gejalanya sudah mereda. Hal ini penting untuk mencegah kambuhnya infeksi. Obat anti nyeri seperti golongan NSAID juga dapat diberikan oleh dokter untuk mengatasi keluhan nyeri yang mengganggu kenyamanan pasien sembari menunggu proses pengobatan yang dijalankan.

Operasi
Selain pemberian obat-obatan, tatalaksana apendisitis juga mencakup tindakan invasif, yaitu operasi pengangkatan apendiks yang disebut apendektomi. Apendektomi adalah prosedur pembedahan yang umum dilakukan untuk menghilangkan apendiks yang meradang. Biasanya, apendiktomi dilakukan secara laparoskopi, di mana beberapa sayatan kecil dibuat di perut untuk memasukkan alat yang diperlukan. Teknik ini lebih sedikit invasif dan memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi terbuka tradisional.

Tindakan lainnya
Selain pemberian obat-obatan dan operasi, ada beberapa tindakan lainnya yang dapat membantu mengelola apendisitis. Pertama-tama, istirahatlah dengan cukup. Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih dari peradangan, jadi hindari kegiatan yang berat dan berikan waktu untuk beristirahat. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat membantu menjaga pencernaan tetap sehat.

Selama masa pemulihan, penting juga untuk menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi. Hindari mengangkat benda berat atau beraktivitas fisik yang berlebihan selama beberapa minggu setelah operasi. Juga penting untuk menjaga area sayatan tetap bersih dan mengikuti instruksi perawatan luka yang diberikan oleh dokter.

Dalam kasus apendisitis yang parah atau komplikasi, mungkin diperlukan rawat inap di rumah sakit untuk pengawasan lebih lanjut dan perawatan intensif. Dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Mengalami gangguan pencernaan seperti apendisitis dapat sangat mengganggu dan menyakitkan. Meskipun apendisitis tidak dapat dicegah secara langsung, tetapi dengan mengadopsi gaya hidup dan pola makan yang sehat, dapat menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko infeksi. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Konsumsi makanan sehat: Pilihlah makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Serat membantu menjaga pencernaan tetap lancar dan mencegah sembelit yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, dan makanan olahan yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada saluran pencernaan.
  2. Minum cukup air: Konsumsi cukup air setiap harinya. Air membantu menjaga kelembaban saluran pencernaan dan melancarkan proses pencernaan. Hindari minuman beralkohol dan berkafein yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan iritasi pada saluran pencernaan.
  3. Olahraga teratur: Melakukan aktivitas fisik berupa olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi pencernaan dan menjaga berat badan yang ideal. Untuk olahraga dengan menyenangkan, pilih aktivitas yang diminati, seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga.
  4. Kurangi stres: Stres berpengaruh terhadap keseimbangan hormon dalam tubuh dan mengganggu fungsi pencernaan. Kelola stres dengan cara seperti meditasi, pernapasan dalam, atau melakukan hobi yang disukai.
  5. Hindari merokok: Merokok dapat merusak saluran pencernaan dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan. Pertimbangkan untuk berhenti dan konsultasikan dengan tenaga profesional untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan.
  6. Makan dengan porsi kecil: Konsumsi makanan dengan porsi kecil dan sering dapat mencegah terjadinya kekenyangan yang menyebabkan tekanan berlebih pada saluran pencernaan. Kunyah makanan dengan baik serta hindari makan terlalu cepat untuk membantu proses pencernaan.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa dengan mengikuti tips ini dapat sepenuhnya mencegah apendisitis, tetapi melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sehat akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika mengalami gejala yang mencurigakan, terutama menyerupai gejala apendisitis. Segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Kesadaran akan gejala dan pengobatan yang tepat adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi serius dan memulihkan kesehatan dengan cepat.

Baca juga : Nutrifikasi Pangan

2 Disukai

349 Kali Dibaca