Halitosis berasal dari gas Volatile Sulphur Compounds atau VSCs yang merupakan hasil produksi bakteri anaerob yang bereaksi dengan protein-protein yang ada dalam rongga mulut karena adanya inflamasi/peradangan. Protein di dalam mulut dapat diperoleh dari kandungan air liur itu sendiri, sisa-sisa makanan yang mengandung protein, sel-sel darah yang telah mati, bakteri yang mati maupun sel-sel epitel yang terkelupas dari jaringan rongga mulut.
- Sebesar 80 – 90% berasal dari rongga mulut. Faktor berasal dari rongga mulut, antara lain:
- Kebersihan mulut yang buruk seperti adanya karang gigi.
- Periodontitis, yaitu adanya pembusukan protein dari sisa makanan dan pembusukan jaringan pada kantong gusi.
- Karies gigi, yaitu terjadinya pembusukan sisa makanan oleh bakteri di dalam karies.
- Gigi yang mengalami kematian jaringan saraf gigi sehingga menyebabkan pembusukan.
- Gingivitis, biasanya akan muncul rasa nyeri pada saat menyikat gigi dan kadang timbul pendarahan sehingga menurunkan kebersihan mulut yang berakibat terkumpulnya plak dan darah pada gusi.
- Sariawan, adanya luka pada dinding rongga mulut yang akan menimbulkan rasa sakit terutama bila tersentuh sehingga menurunkan perilaku kebersihan gigi dan mulut.
- Gigi tiruan yang kotor.
- Glossitis, yaitu peradangan pada lidah yang parah yang meningkatkan terkumpulnya plak pada lidah.
- Kanker rongga mulut yang disertai perdarahan spontan.
- Mulut kering/xerostomia.
- Sebesar 10 – 20% berasal dari luar rongga mulut. Faktor yang berasal dari luar rongga mulut, antara lain:
- Berbagai infeksi dari saluran napas antara lain seperti bronchitis, pneumonia.
- Pecandu alkohol.
- Penderita diabetes melitus.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Penyakit yang bersumber dari hidung dan tenggorokan seperti sinusitis kronis.
- Gangguan hati (liver).
- Gangguan gastrointestinal.
- Faktor-faktor lainnya:
- Makanan/minuman
- Kebiasaan merokok
- Menstruasi, yaitu berhubungan dengan adanya perubahan hormonal sehingga menyebabkan xerostomia.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menilai dan mencari penyebab bau mulut, yaitu:
- Halimeter, menganalisis kandungan sulfur total dari udara mulut pasien.
- GC-SCS Oral Chroma, untuk mengukur konsentrasi gas-gas volatile sulfur compound (VSC) individual sehingga dapat memudahkan untuk membedakan bau mulut patologis dan bau mulut fisiologis.
Berdasarkan Treatment Needs (TN), penanganan pada halitosis dikategorikan menjadi:
- TN-1 instruksi oral hygiene yang benar, yaitu: sikat gigi yang benar, penggunaan dental floss, pembersihan permukaan lidah, dan kumur antiseptic/air garam hangat.
- TN-2 berupa oral profilaksis yang dilakukan oleh dokter gigi, yaitu: pembersihan karang gigi (skeling & penghalusan akar) dan perawatan untuk penyakit mulut khususnya penyakit periodontal.
- TN-3 bau mulut disebabkan karena patologis sistemik, dilakukan rujukan ke dokter umum atau dokter spesialis.
- TN-4 kasus pseudo halitosis berupa penjelasan hasil data pemeriksaan dan edukasi oral hygiene.
- TN-5 kasus halitophobia, yaitu berupa rujukan ke psikolog klinis atau psikiater.
Berikut adalah cara mencegah terjadinya halitosis:
- Berkumur setelah makan dan menggosok gigi tiga menit setelah makan serta bersihkan sela-sela gigi dengan dental floss.
- Bersihkan permukaan lidah dengan sikat gigi halus, sikat lidah, atau skrap lidah (tongue scraper).
- Perhatikan kebersihan gigi palsu. Dilepas saat tidur dan lakukan perendaman gigi palsu dalam larutan antiseptik.
- Jaga selalu kebersihan rongga mulut dan lakukan pemeriksaan rutin minimal setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.
- Jangan makan terlalu kenyang terutama saat makan malam dan dianjurkan mengonsumsi makanan yang tidak terlalu berminyak.
- Kurangi/hentikan konsumsi alkohol dan merokok.
- Bagi lansia dianjurkan banyak mengonsumsi buah-buahan segar untuk merangsang sekresi/produksi air liur.
- Kunyah permen karet bebas gula selama 1–2 menit, terutama bila mulut terasa kering.
- Minum air putih yang cukup dan jangan mengonsumsi kopi berlebihan yang dapat menyebabkan bau yang sulit keluar dari lidah.
- Berkumur-kumur dengan menggunakan obat kumur antiseptik sesuai arahan dokter gigi atau dengan air garam hangat.
Belum Ada Komentar