• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Gelombang Baru COVID-19 di Asia: Ini Situasi Terkini dan Cara Pencegahannya Jumat, 23 Mei 2025 13:50 WIB Gelombang baru COVID-19 tengah melanda kawasan Asia dengan lonjakan signifikan kasus yang tercatat di beberapa negara, khususnya Hong Kong dan Singapura. Di Hong Kong, dalam empat minggu terakhir, tercatat 81 kasus berat dengan 30 kematian. Mayoritas kasus tersebut dialami oleh lansia berusia 65 tahun ke atas yang memiliki penyakit penyerta dan belum menerima vaksin booster dalam empat bulan terakhir. Pemerintah setempat menyerukan agar masyarakat, terutama kelompok rentan, segera mendapatkan vaksinasi lanjutan untuk menekan risiko gejala berat maupun kematian. Sementara itu, Singapura juga melaporkan peningkatan jumlah infeksi COVID-19, dari 11.100 menjadi 14.200 kasus dalam periode 27 April hingga 3 Mei 2025. Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh penyebaran dua subvarian baru, yaitu LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari varian JN.1. Kedua subvarian ini menyumbang lebih dari dua pertiga kasus yang teridentifikasi. Walaupun rata-rata pasien rawat inap harian meningkat dari 102 menjadi 133 orang, jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) justru menurun menjadi dua orang. Sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan menyerupai flu biasa, dan mayoritas pulih dengan cepat. Penurunan kekebalan tubuh, yang diakibatkan rendahnya cakupan vaksinasi booster, disebut menjadi faktor utama penyebaran virus, dengan kelompok lansia menjadi yang paling rentan. Berbeda dengan kondisi di negara-negara tersebut, situasi di Indonesia hingga pertengahan Mei 2025 masih tergolong terkendali. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan RI, penyebaran COVID-19 berada dalam batas aman hingga minggu ke-19 tahun 2025. Walaupun belum terdapat kebijakan pembatasan mobilitas internasional, pemerintah telah memperketat pengawasan di pintu masuk negara melalui penerapan SatuSehat Health Pass (SSHP). Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama bagi yang berencana bepergian ke negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi. Dalam menghadapi situasi ini, penerapan protokol kesehatan secara disiplin masih menjadi langkah utama dalam pencegahan. Beberapa upaya yang dianjurkan antara lain: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol. Mendapatkan vaksin COVID-19 dan booster sesuai jadwal, serta memakai masker saat berada di ruang publik. Menjaga pola hidup sehat melalui konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, dan rutin berolahraga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan. Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar. Rutin membersihkan permukaan benda yang sering disentuh juga sangat disarankan. Bagi yang hendak bepergian, sebaiknya mempertimbangkan kondisi daerah tujuan, khususnya jika termasuk zona dengan lonjakan kasus. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan tersebut secara konsisten, masyarakat dapat turut berperan aktif dalam menekan penyebaran COVID-19 dan melindungi diri serta orang-orang di sekitarnya.

image-newest
Info Kesehatan

Lupus: Penyakit Seribu Wajah yang Sering Tak Disadari Jumat, 23 Mei 2025 13:45 WIB Lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah karena gejalanya sangat beragam dan sering menyerupai penyakit lain. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, tetapi mayoritas penderitanya adalah perempuan usia produktif antara 15 hingga 45 tahun. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hingga tahun 2025 diperkirakan jumlah penderita lupus di Indonesia telah melampaui 1,3 juta orang. Fakta ini menunjukkan bahwa lupus merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Apa Itu Lupus? Lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun kronis yang bersifat sistemik, artinya dapat menyerang berbagai organ tubuh secara bersamaan. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit malah menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri, seperti kulit, sendi, ginjal, paru-paru, hingga otak. Apa Penyebab Lupus? Penyebab spesifik lupus masih belum diketahui secara medis. Namun, para ahli meyakini bahwa lupus muncul akibat kombinasi dari beberapa faktor, yaitu: Genetik – Riwayat keluarga yang memiliki penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko. Hormon – Perempuan lebih rentan karena hormon estrogen diduga memengaruhi aktivitas sistem imun. Lingkungan – Paparan sinar UV, infeksi virus, stres, dan penggunaan obat tertentu bisa menjadi pemicu. Bagaimana Cara Mendiagnosis Lupus? Diagnosis lupus tidak bisa dilakukan dengan satu tes saja. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi: Anamnesis atau wawancara medis untuk mengetahui riwayat gejala dan keluarga. Pemeriksaan fisik, termasuk kondisi kulit, sendi, dan organ tubuh lainnya. Pemeriksaan penunjang seperti tes darah dan urin untuk mendeteksi autoantibodi. Beberapa tes laboratorium penting dalam mendiagnosis lupus: ANA test (Antinuclear Antibody) Anti ds-DNA Lupus Antikoagulan ACA IgM/IgG Anti-B2GP IgM/IgG Gejala Umum Lupus Gejala lupus sangat bervariasi dan sering muncul secara bertahap. Tiga gejala yang paling sering terjadi antara lain: Ruam pada kulit (terutama di wajah berbentuk seperti kupu-kupu) Nyeri atau kaku pada sendi Kelelahan yang luar biasa dan berkepanjangan   Gejala lainnya yang juga dapat dialami oleh penderita Lupus: Demam tanpa sebab Sariawan yang sering kambuh, khususnya di langit-langit mulut Rambut rontok berlebihan Penurunan berat badan drastis Pembengkakan sendi atau kelenjar getah bening Sakit kepala yang berulang Gangguan pada jantung, paru-paru, mata, dan ginjal Bagaimana Pengobatan Lupus? Pengobatan lupus bertujuan untuk mengurangi peradangan, mengontrol gejala, dan mencegah komplikasi. Penanganan lupus dilakukan secara menyeluruh dan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit. Pendekatan pengobatan lupus meliputi: Terapi medis sesuai kondisi pasien, termasuk penggunaan obat: Steroid (untuk mengurangi peradangan) Obat penekan sistem imun (imunosupresan seperti methotrexate, azathioprine) Pendekatan holistik, meliputi edukasi pasien, konseling psikologis, dan dukungan gaya hidup sehat. Tata laksana non-obat, seperti: Mengelola stress dengan baik Olahraga ringan secara teratur Pola makan sehat dan seimbang Pencegahan komplikasi dan pemantauan rutin efek samping obat Kesehatan reproduksi dan kehamilan, karena lupus dapat memengaruhi kehamilan dan perlu pengawasan ketat oleh dokter. Jika kamu mengalami gejala-gejala mencurigakan seperti kelelahan ekstrem, ruam kulit, dan nyeri sendi berulang, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat adalah kunci utama untuk mengelola lupus.

image-newest
Info Kesehatan

Tips Sehat Pasca Lebaran: Jaga Gula Darah Tetap Stabil! Rabu, 09 April 2025 11:04 WIB Perayaan Idul Fitri seringkali menjadi momen di mana pola makan masyarakat mengalami perubahan signifikan. Beragam hidangan khas Lebaran yang tinggi kalori, lemak, gula, dan karbohidrat menjadi sajian utama di hampir setiap rumah. Meski menjadi bagian dari tradisi dan kebersamaan, konsumsi makanan secara berlebihan terutama yang mengandung gula dan karbohidrat sederhana dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi penderita diabetes maupun mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan metabolik. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara pola makan saat Lebaran dengan perubahan gula darah, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan pasca Lebaran. Inilah beberapa upaya yang bisa membantu mengembalikan gula darah ke tingkat normal setelah Lebaran.    1. Mengelola Asupan Karbohidrat dengan Bijak Karbohidrat yang kita konsumsi akan dipecah menjadi glukosa oleh tubuh, lalu diproses dengan bantuan insulin agar bisa digunakan sebagai energi oleh sel. Namun, jika karbohidrat dikonsumsi secara berlebihan atau jika tubuh mengalami gangguan dalam produksi atau respon terhadap insulin, glukosa dapat menumpuk dalam darah dan menyebabkan peningkatan kadar gula. Oleh karena itu, penting untuk mengatur asupan karbohidrat agar tetap seimbang dan tidak berlebihan. The American Diabetes Association (ADA) menyarankan pengelolaan karbohidrat melalui metode seperti menghitung jumlah karbo harian atau sistem pertukaran makanan, terutama saat Lebaran ketika banyak makanan tinggi karbohidrat disajikan. Sebagai alternatif yang lebih sehat, lontong atau ketupat dari beras putih bisa diganti dengan beras merah yang lebih tinggi serat dan termasuk karbohidrat kompleks. Selain itu, batasi juga konsumsi nasi putih serta makanan olahan berbasis tepung seperti kue kering atau roti manis. 2. Menambah Konsumsi Serat dalam Menu Harian Asupan serat yang cukup berperan penting dalam mengontrol kadar gula darah. Serat membantu memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan glukosa ke dalam darah, sehingga lonjakan gula darah bisa dicegah. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsilah makanan tinggi serat seperti sayuran berdaun hijau, buah utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh seperti oatmeal. Menjadikan serat sebagai bagian dari menu harian adalah langkah sederhana namun efektif untuk membantu menjaga gula darah tetap stabil dan mencegah komplikasi jangka panjang. 3. Rutin Melakukan Olahraga Olahraga rutin sangat bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah. Olahraga dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga glukosa lebih mudah diserap oleh sel tubuh. Saat berolahraga, otot juga menggunakan gula darah sebagai energi untuk membantu menurunkannya secara alami. Bagi orang yang mengalami kesulitan dalam mengatur gula darah, penting untuk memantau kadar gula sebelum dan sesudah berolahraga untuk mengetahui bagaimana tubuh merespons jenis latihan tertentu. Beberapa pilihan olahraga yang bisa dilakukan antara lain berjalan cepat, jogging, bersepeda, berenang, hiking, atau latihan kekuatan seperti angkat beban. Pilihlah jenis olahraga yang kamu sukai agar bisa dilakukan secara konsisten. 4. Rutin memantau kadar gula darah Pemantauan gula darah penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak dari asupan makanan terhadap kondisi tubuh. Dengan mengetahui kadar gula secara berkala, kita bisa segera melakukan penyesuaian pola makan, aktivitas fisik, atau pengobatan jika diperlukan. Rutin mengecek gula darah setelah Lebaran adalah langkah penting untuk mencegah risiko komplikasi dan menjaga kesehatan tetap stabil.

image-newest
Info Kesehatan

Tips Puasa Sehat bagi Penderita Obesitas agar Berat Badan Menuju Ideal Senin, 24 Maret 2025 10:20 WIB Obesitas adalah penumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang digunakan dalam jangka waktu lama. Obesitas dapat menjadi pemicu berbagai penyakit. Oleh karena itu, individu yang mengalami obesitas disarankan untuk menurunkan berat badannya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Bulan Ramadhan bisa menjadi momen yang tepat bagi penderita obesitas untuk mencapai berat badan yang lebih ideal. Bahkan, penderita obesitas disarankan untuk tetap menjalankan puasa secara rutin setelah ramadhan agar berat badan tetap stabil. Namun, agar manfaat puasa bisa diperoleh secara optimal, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan oleh pengidap obesitas. 1. Hindari Makan Berlebihan Saat Berbuka Jangan jadikan waktu berbuka sebagai kesempatan untuk makan secara berlebihan dengan mengonsumsi semua makanan yang tersedia, seperti takjil manis, gorengan, hingga porsi besar nasi. Jika terlalu banyak makan saat berbuka, penurunan berat badan tidak akan berjalan efektif. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol nafsu makan dan mengonsumsi makanan dalam jumlah wajar. Disarankan untuk memulai berbuka dengan minum air putih atau teh hangat, diikuti dengan kurma atau buah manis. Makan besar sebaiknya dilakukan setelah shalat Maghrib, dan untuk hasil diet yang lebih baik, hindari makan kembali setelah shalat Isya. Selain itu, saat sahur, pengidap obesitas juga perlu menjaga porsi makanan  agar tidak berlebihan. 2. Kurangi Konsumsi Makanan Berlemak dan Gorengan Setelah berpuasa seharian, berbagai makanan lezat mungkin menggoda untuk dikonsumsi saat berbuka. Namun, perlu diingat bahwa pilihan makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi berat badan. Banyak orang gagal menurunkan berat badan selama puasa karena terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak dan gorengan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan dan mendukung penurunan berat badan, sebaiknya batasi konsumsi makanan bersantan, daging berlemak, kulit ayam, serta gorengan. 3. Perbanyak Asupan Serat Daripada mengonsumsi makanan berlemak, pengidap obesitas disarankan untuk meningkatkan asupan makanan kaya serat, seperti sayuran dan buah-buahan. Makanan berserat tinggi yang dikonsumsi saat sahur dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga membantu menjalani puasa dengan lebih nyaman dan mengurangi keinginan makan berlebihan saat berbuka. Selain itu, serat mengandung kalori yang lebih rendah, sehingga tetap aman dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa menyebabkan kenaikan berat badan. 4. Lakukan Olahraga Secara Rutin Selain mengatur pola makan, olahraga juga penting bagi penderita obesitas. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menurunkan berat badan secara lebih efektif selama berpuasa. Bahkan, berolahraga saat puasa dapat meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh, sehingga mempercepat proses penurunan berat badan. Puasa bisa menjadi momen yang tepat untuk memulai gaya hidup lebih sehat. Dengan pola makan yang tepat dan kebiasaan yang baik, kamu bisa menjaga berat badan tetap stabil dan tubuh tetap bugar. Yuk, terapkan tips ini dan jadikan puasa sebagai langkah menuju hidup lebih sehat!

image-newest
Info Kesehatan

Hari Ginjal Sedunia 2025: Pentingnya Deteksi Dini untuk Ginjal Sehat Kamis, 13 Maret 2025 10:11 WIB Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan atau penurunan fungsi penyaringan darah selama lebih dari tiga bulan. Ginjal memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan metabolisme tubuh. Jika fungsinya menurun, berbagai gangguan kesehatan dapat terjadi, yang berpotensi menurunkan kualitas hidup penderitanya. Pasien GGK memerlukan penanganan yang tepat untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mengelola komplikasi yang muncul. Penderita disarankan untuk menjaga tekanan darah dan kadar gula darah tetap stabil, menerapkan pola makan sehat, serta membatasi konsumsi obat yang dapat merusak ginjal. Jika penyakit telah mencapai tahap lanjut, terapi dialisis atau transplantasi ginjal mungkin diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan ginjal, World Kidney Day (Hari Ginjal Sedunia) merupakan kampanye global yang bertujuan untuk mencegah penyakit ginjal dan meningkatkan akses perawatan ginjal bagi semua orang. Kampanye ini diselenggarakan oleh International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundations – World Kidney Alliance (IFKF-WKA). Sejak 2006, berbagai kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan dan edukasi publik telah dilakukan untuk menyoroti faktor risiko serta langkah pencegahan penyakit ginjal. Pada tahun 2025, World Kidney Day mengusung tema "Are Your Kidneys OK? Detect Early, Protect Kidney Health", yang menekankan pentingnya deteksi dini dalam menjaga kesehatan ginjal. Ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dari darah, mengatur tekanan darah, serta menjaga keseimbangan air dan elektrolit. Sayangnya, penyakit ginjal sering berkembang tanpa gejala hingga mencapai tahap lanjut, sehingga pemeriksaan rutin sangat dianjurkan. Beberapa langkah penting dalam mendeteksi dan mencegah penyakit ginjal meliputi pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah secara berkala, mengelola faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes, serta melakukan tes kreatinin dan protein dalam urin untuk mengetahui kondisi ginjal lebih awal. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan maka kesehatan ginjal dapat lebih terjaga. Masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan ginjal akan memiliki peluang lebih besar untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.