• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Grief: Mengatasi Kepergian Orang yang Dicintai.. Selasa, 05 Oktober 2021 19:50 WIB Berduka adalah proses yang dialami individu ketika kehilangan seseorang, terlebih ketika orang tersebut merupakan orang yang dicintai. Ada berbagai macam teori yang digunakan untuk memahami proses berduka, dimulai dari Freud yang menjelaskan bahwa proses berduka melibatkan pemutusan hubungan dengan orang yang meninggalkan kita dan penyesuaian keadaan dengan kehidupan baru. Teori lainnya dari Stroebe dan Schut menjelaskan mengenai “Dual Process Model”, yang mana proses berduka seseorang dapat dijelaskan dalam dua cara, apakah seseorang tersebut menggunakan cara “loss orientation”, yaitu melewati kehilangan dengan berfokus pada emosi (emotion-focused) atau “restoration orientation”, yaitu cara individu ketika melewati kehilangan dengan mengatasi stressor sekunder yang terjadi sebagai akibat dari kehilangan (problem-focused). Sedangkan Bonanno dalam teorinya menyebutkan bahwa rasa berduka yang kronis biasanya terjadi karena dependensi dalam relasi antara kita dan orang yang meninggalkan kita serta bagaimaan resiliensi kita dalam menerima proses kematian tersebut. Teori lainnya yang sering digunakan dalam menjelaskan proses berduka ini yaitu “Stage of Grief” dari Kubler-Ross, yang mana menjelaskan bahwa proses berduka seseorang akan terdiri dari serangkaian tahapan dimulai dari penyangkalan, marah, menawar “bargaining”, depresi, dan penerimaan. Tidak ada cara yang benar atau salah untuk berduka, tidak ada rentang waktu maupun jadwal yang pasti, setiap orang memiliki caranya tersendiri dan tidak dapat diprediksi. Berduka tidak bisa dipaksakan atau disudahi dengan tergesa-gesa. Situasi Covid-19 saat ini memberikan satu pelajaran bagi kita, salah satunya yaitu untuk mengikhlaskan kepergian kerabat terdekat. Berita duka yang muncul selama Covid-19 tentunya memberikan makna tersendiri bagi setiap orang yang mengalaminya. Di tengah proses adaptasi pada masa pandemi ini, mengatasi kehilangan pun dapat menjadi salah satu tantangan terberat. Ketika kita kehilangan pasangan, saudara kandung, atau orang tua, kesedihan yang dialami bisa menjadi sangat intens. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap kematian, tidak ada rentang waktu "normal" untuk berduka. Meskipun kehilangan dipahami sebagai bagian alami dari kehidupan, namun jika tidak terlewati dengan baik maka dapat mengarah pada periode kesedihan atau depresi yang berkepanjangan. Lalu bagaimana menghadapi proses berduka tersebut dengan cara yang sehat? Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melewati masa duka: Bicarakan tentang kematian orang yang kita cintai dengan teman untuk membantu kita memahami dan melewati apa yang terjadi. Menghindari bicara dapat menyebabkan isolasi dan akan mengganggu proses penyembuhan. Terima perasaan yang muncul. Berbagai macam emosi dari kesedihan mungkin akan dirasa, bahkan kemarahan dan kelelahan. Semua perasaan ini normal dan penting untuk mengenali emosi tersebut. Jika merasa kewalahan oleh emosi ini, akan lebih baik untuk berbicara dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya yang dapat membantu kita. Tetap menjaga kesehatan diri. Makan makanan sehat, berolahraga, dan tidur yang cukup untuk membantu memulihkan kesehatan fisik dan emosional. Proses berduka dapat memberikan efek besar pada tubuh. Tentunya tidak semua orang dapat melewati proses tersebut dengan sempurna. Jika kenalan kita ada yang berduka, jangkau dan bantu mereka menghadapi kehilangan. Sesekali cek untuk mengetahui bahwa mereka mengambil langkah-langkah sehat yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mereka. Membantu orang lain tentunya memiliki manfaat tambahan untuk membuat kita merasa lebih baik juga. Proses berduka dapat dirasakan seperti menaiki roller coaster, penuh dengan pasang surut. Embrace the moment. Semoga kita semua tetap diberi kekuatan dalam melewati proses tersebut. (oleh Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog)     ------- Sumber: https://www.apa.org/topics/families/grief, diakses pada 1 Oktober 2021 https://www.psychologytoday.com/us/basics/grief, diakses pada 1 Oktober 2021 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5033290/#__sec1title, diakses pada 4 Oktober 2021

image-newest
Info Kesehatan

Awas, Gelombang Ketiga Covid Mengintai! Minggu, 26 September 2021 08:40 WIB Telkomers.. Kebijakan Pelonggaran PPKM dan semakin rendahnya angka terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia, merupakan pertanda baik kemungkinan adanya pergeseran dari status pandemi ke endemi di Indonesia. Apakah hal itu berarti kita kembali ke normal sebelum pandemi? Tentunya tidak bisa disikapi seperti itu karena jika kita lengah, gelombang 3 sangat mungkin terjadi. Kok bisa? 1. Virus COVID-19 adalah virus yang sangat mudah bermutasi. Datangnya varian baru yang menjadi variant of concern (karena lebih infeksius dan lebih mampu memberikan gejala berat) bisa dari luar negeri maupun dalam negeri dan mungkin memicu gelombang ketiga. Misalnya varian Mu ataupun varian R.1 yang baru-baru ini teridentifikasi di AS. 2. Belajar dari pengalaman negara tetangga dengan tingkat vaksinasi yang cukup tinggi dan mulai melonggarkan aktivitasnya namun tidak diiringi prokes yang ketat akhirnya mengalami lonjakan kasus kembali. Misalnya Singapura yang minggu lalu melaporkan 1.012 kasus baru (tertinggi selama pandemi). Kemudian Malaysia dengan pencapaian vaksinasi yang lebih tinggi dari Indonesia mengalami kenaikan kasus bukan saja karena varian Delta tapi juga varian Mu. Begitu pula di Australia dan China. Jadi apa yang harus kita lakukan dan kita hindari? Do’s Selalu memakai masker di ruang publik atau ketika berinteraksi dengan orang lain. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain Makan makanan bergizi dan aktif berolahraga Tetap di rumah bila kondisi tubuh tidak fit dan hubungi dokter Don'ts Hindari bepergian. Mobilitas berarti peningkatan risiko penularan Hindari tempat-tempat keramaian Hindari makan bersama terlebih di ruangan tertutup Hindari mengobrol ketika sedang makan Hindari penggunaan alat makan bersama Selain disiplin melaksanakan protokol kesehatan, vaksinasi menjadi salah satu ikhtiar untuk melindungi diri dari keparahan bila terpapar Covid-19. Yuk kita dukung percepatan vaksinasi nasional dengan memastikan diri dan keluarga kita sudah divaksin seraya mengingatkan orang-orang di sekitar kita untuk mendapatkan vaksinasi. Salam Sehat Tekad Kita Melayani dengan Cinta ==== Referensi: https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/ https://covid19.go.id

image-newest
Info Kesehatan

Webinar Kesehatan: Pola Makan Sehat Untuk Mencegah Penyakit Jantung Jumat, 24 September 2021 17:35 WIB Jantung merupakan salah satu organ penting pada manusia. Berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh untuk mengirim oksigen dan zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Agar lebih mengenal dan menyayangi Jantung kita, pada Jumat (24/9) melalui aplikasi zoom meeting, Unit Pembinaan Kesehatan Yakes Telkom Mengadakan Webinar dengan tema pola makan sehat untuk mencegah penyakit jantung. Pelaksanaan Webinar ini merupakan salah satu upaya Yakes Telkom dalam memberikan edukasi kepada pelanggan sehingga mereka tetap mendapatkan informasi kesehatan terkini serta sharing langsung bersama ahlinya dr. Endang Widyastuti, M.Gizi, Sp.GK selaku narasumber. Dalam pemaparannya, dr. Endang menyampaikan bahwa Faktor Risiko penyakit jantung ada pada beberapa kondisi seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan Obesitas. Terutama pada obesitas sentral (penumpukan lemak visceral) dapat memicu diabetes, hipertensi, osteoartritis, dan penyakit jantung. Untuk pola makan gizi seimbang, dalam piring makan harus ada karbohidrat, protein (lauk), dan sayur. Terutama bagi orang lanjut usia yang dikhawatirkan adalah terjadinya sarcopenia, yaitu kehilangan massa otot. “Oleh karena itu, gizi seimbang harus terpenuhi. Selain itu, yang harus diperhatikan juga adalah jadwal makan, tidak boleh melewatkan jam makan”, ujarnya. Kegiatan Webinar kali ini berjalan lancar dengan antusias peserta yang sangat baik terlihat dari terisinya kuota sebanyak 290 peserta dan pertanyan-pertanyaan yang masuk pada sesi akhir tanya jawab. Besar harapan melalui webinar ini, Yakes-Tekom tetap dapat memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan kepada seluruh pelanggan. (YKS00)

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.