• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Kasus Melandai Bukan Berarti Pandemi Usai Senin, 15 November 2021 08:55 WIB Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia mulai melandai, terlihat dari penurunan kasus positif per harinya menjadi kurang dari 400 (update 12 November 2021). Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memasukkan Indonesia dalam kategori Level 1 atau risiko rendah penularan Covid-19. Sementara negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura masuk ke Level 4 (risiko penularan sangat tinggi). Meski demikian, bukan berarti kondisi Indonesia saat ini sudah aman dari bahaya penularan. Berikut 5 hal yang membuat kita harus tetap waspada terhadap munculnya gelombang ke-3 Covid: 1. Virus corona varian Delta Plus AY.4.2. yang ditengarai lebih cepat menular dan jadi perbincangan dunia sudah sampai negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Karakteristik varian Delta: lebih cepat menular, lebih mengikat reseptor sel paru-paru, berpotensi mengurangi respons antibodi. 2. Tingkat perlindungan vaksin Covid akan menurun seiring waktu (masa efektif kurang lebih 6 bulan) sehingga harus berhati-hati. 3. Status Indonesia yang masuk kategori Level 1 versi CDC menyatakan bahwa Indonesia aman untuk dikunjungi. Hal ini berpotensi membuka celah masuknya varian virus yang dibawa traveller. 4.  Mobilitas warga saat ini sudah hampir kembali seperti keadaan pra pandemi. Ini menjadi potensi besar penularan yang masif di masyarakat. 5. Indonesia memiliki momentum rawan mobilitas, dalam waktu dekat ini adalah liburan Natal dan Tahun Baru yang berisiko terjadinya lonjakan kasus infeksi Covid.  Jadi, jangan lengah! Tetap lakukan 4 hal ini: 1. Disiplin menerapkan prokes 6M, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, Membatasi mobilitas, Menghindari makan bersama. 2. Lindungi diri dengan vaksinasi 3. Terapkan pola hidup sehat 4. Selalu berdoa untuk kesehatan kita semua (karyawan TelkomGroup dan keluarga) serta agar Indonesia segera bebas dari pandemi. Salam Sehat    

image-newest
Info Kesehatan

Zoom Fatigue? Kelelahan Akibat Penggunaan Platform Video Conference. Kamis, 11 November 2021 14:16 WIB Situasi pandemi membuat kita beradaptasi dengan berbagai hal, salah satunya memanfaatkan media daring dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Saat ini hampir semua orang familiar dengan platform Zoom, media yang digunakan untuk kebutuhan meeting pekerjaan, sesi belajar-mengajar, serta interaksi dengan kerabat yang tidak bisa ditemui secara offline, semua dilakukan secara daring dengan memanfaatkan Zoom. Hanya saja, selain manfaat yang didapat, ternyata terdapat dampak lain yang ditimbulkan dari penggunaan platform tersebut. Pernahkah Anda mendengar istilah “Zoom Fatigue”? Zoom Fatigue menjadi salah satu fenomena psikologis yang muncul dan dijelaskan sebagai kondisi kelelahan mental yang terjadi akibat penggunaan platform komunikasi virtual secara berlebihan. Kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi dan merupakan hal yang benar-benar baru serta dapat terjadi secara intens. Para peneliti dari Universitas Stanford mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan kelelahan tersebut. Beberapa penyebab yang ditemukan antara lain: adanya delay audio dalam respon verbal virtual yang dapat berdampak negatif pada persepsi interpersonal, terlalu banyaknya kontak mata yang terjalin saat menggunakan platform yang membuat kita lelah, dan terlebih lagi ketika menggunakan platform tersebut maka tidak hanya melihat banyak wajah dengan jarak yang dekat, tetapi kita juga melihat diri sendiri sepanjang hari. Lalu bagaimana tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelelahan tersebut? Selama rapat yang panjang, beri waktu diri kita untuk istirahat sejenak. Misal sekedar memalingkan badan dari layar atau melakukan stretching dengan mematikan video. Hal tersebut dapat dilakukan untuk memberikan gerak dan istirahat bagi tubuh. Bukan berarti dengan mematikan kamera maka kita tidak berpartisipasi aktif, namun hal ini memberikan keleluasaan sejenak bagi tubuh untuk bergerak sehingga kita tidak mengalami pegal ataupun kelelahan fisik lainnya. Menggunakan tombol “hide self-view”, yang bisa diakses dengan cara klik kanan pada profile video Zoom. Mengapa? Dengan melihat diri sendiri secara terus menerus berjam-jam setiap hari saat berbicara dalam rapat dapat memberikan kelelahan tersendiri. Ibaratnya seperti sedang berkeliling dengan cermin. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada konsekuensi emosional yang negatif dengan melihat diri di cermin secara terus-menerus. Dengan menggunakan tombol hide self-view, kita tetap dapat on camera tanpa perlu melihat wajah sendiri secara terus-menerus. Hindari multitasking. Dengan segala hal dilakukan secara virtual, tentunya kita beranggapan bahwa banyak hal dapat dilakukan dalam waktu bersamaan. Hanya saja, hal tersebut dapat mengurangi kinerja dan produktivitas. Para peneliti di Stanford menemukan bahwa orang-orang yang melakukan banyak tugas dalam satu waktu tidak dapat mengingat hal sebaik rekan-rekan mereka yang melakukan hal secara fokus di satu waktu. Menggunakan pilihan platform lain seperti komunikasi menggunakan email atau telepon jika memungkinkan. Cek kembali jadwal kita, apabila ada hal-hal yang dapat dialihkan dengan menggunakan email atau telepon, maka pilih opsi tersebut.   Pada dasarnya, berikan batasan untuk diri dengan meluangkan waktu istirahat di tengah-tengah kesibukan jadwal secara daring. Video conference adalah hal yang baik untuk komunikasi jarak jauh yang bisa kita lakukan saat ini. Di tengah situasi pandemi Covid-19, pertemuan daring menjadi pilihan efektif dan sehat. Zoom serta platform lainnya memudahkan kita untuk melakukan hal tersebut. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memitigasi dampak yang tidak diinginkan sehingga kesehatan mental tetap dapat terjaga. Ingat, “hanya karena kita dapat menggunakan plafform yang ada bukan berarti bahwa kita harus melakukannya?”.   (oleh Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog)   Sumber: https://news.stanford.edu/2021/02/23/four-causes-zoom-fatigue-solutions/ https://hbr.org/2020/04/how-to-combat-zoom-fatigue

image-newest
Info Kesehatan

Menangkis Bahaya 6 MCD yang Diam-diam Mengintai Senin, 01 November 2021 12:20 WIB Covid-19 merupakan penyakit berisiko kematian yang paling menjadi perhatian kita saat ini. Namun ada penyakit berbahaya selain Covid yang perlu diwaspadai, yaitu:  6 Most Concerned Disease (MCD) 1. Hipertensi 2. Diabetes 3. Jantung 4. Gagal ginjal 5. Stroke 6. Kanker (ref: Profil Kesehatan Peserta Yakes 2021) Sementara dari hasil tes kesehatan karyawan terlihat beberapa indikasi yang menjadi pemicu penyakit MCD, yaitu: BMI (Body Mass Index) Obese Tekanan darah tinggi Kolesterol tinggi Gula darah  tinggi Penurunan fungsi ginjal Memang tidak seperti Covid, MCD ini perkembangannya lambat dan indikasi baru terlihat setelah beberapa waktu, namun bila kita tidak memantau dan mengendalikan sejak dini menjadi bahaya laten mematikan.  Tips agar terhindar dari potensi terkena MCD: 1. Menjaga pola aktivitas dengan aktif bergerak dan berolahraga secara teratur.  2. Menjaga pola makan sehat bergizi seimbang. Selalu penuhi asupan buah dan sayur yang direkomendasikan setiap hari. 3. Pertahankan berat badan yang sehat. Kisaran BMI sehat antara 18,5 - 25. Cara menghitung BMI = Berat Badan (kg)/ [Tinggi Badan (m)]² 4. Hindari kebiasaan merokok. 5. Istirahat dan tidur yang cukup (rata-rata 7 jam sehari). 6. Biasakan untuk selalu berfikir positif agar kita tidak dihinggapi stress dan mental tetap sehat. Yuk semangat membiasakan pola hidup sehat agar terhindar dari potensi terkena MCD.  Jangan lupa untuk selalu disiplin menjalankan prokes 6M ya agar tidak terjadi Covid-19 gelombang 3 Salam sehat  

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.