• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Tembus 60rb Lebih Kasus Positif Covid Baru, Kemenkes Pastikan BOR RS Nasional Masih Memadai Jumat, 18 Februari 2022 13:27 WIB Perkembangan kasus positif Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai 63.956 per 17 Februari lalu. Menanggapi hal tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan keterisian rumah sakit (BOR) masih dalam kondisi yang memadai. Setidaknya hingga 17 Februari siang, jumlah keterisian rumah sakit mencapai 36% dengan total pemakaian tempat tidur sebanyak 33.643 serta yang tersedia sebanyak 92.690. Dengan rincian tempat tidur ICU tersedia 8.627 dan tempat tidur isolasi sebanyak 85.063. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid terus menghimbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan upaya penguatan protokol kesehatan untuk mencegah perluasan penyebaran Covid-19 varian Omicron. “Kita berharap masyarakat tetap waspada walaupun mungkin terjadi penurunan kasus di wilayahnya. Ingat bahwa untuk Jawa dan Bali akan ada potensi peningkatan kasus di 3 sampai 4 minggu ke depan. Oleh karena itu kita tetap menjalankan protokol kesehatan, deteksi dini, dan segera vaksinasi,”jelas dr. Nadia dr. Nadia juga menyampaikan meskipun tingkat perawatan pasien Covid-19 varian Omicron di rumah sakit ini lebih rendah dibandingkan dengan gelombang varian Delta lalu, Ia menyoroti risiko gejala berat untuk beberapa kelompok rentan seperti lansia, pengidap komorbid serta orang-orang yang belum melakukan vaksinasi. "Kita tahu walaupun kematian serta perawatan di rumah sakit akibat Omicron jauh lebih rendah dibandingkan pada saat Delta, tetap akan ada kelompok-kelompok yang berisiko terjadi keparahan dan kematian yaitu kelompok lansia, kemudian kelompok komorbid apalagi komorbidnya lebih dari satu dan tidak terkendali dengan baik,"tambah dr. Nadia

image-newest
Info Kesehatan

Tips Redakan Demam Pada Gejala Omicron Kamis, 17 Februari 2022 14:12 WIB Penyebaran Covid-19 varian Omicron yang masif membuat berbagai kalangan masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. Meskipun tingkat fatalitas dari varian Omicron ini tidak separah varian sebelumnya, namun gejalanya tetap mengganggu aktivitas harian. Adapun gejala yang timbul akibat varian Omicron salah satunya adalah seperti flu dan demam. Mengingat hal tersebut, Harvard Health Publishing merilis beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pasien Covid-19 varian Omicron untuk meredakan gejala yang timbul akibat varian Omicron. Adapun beberapa tips tersebut diantaranya adalah : Pertama adalah dengan tetap terhidrasi. Dalam mengatasi demam yang timbul akibat Omicron, pasien perlu tetap mengkonsumsi banyak cairan demi mencegah terjadinya dehidrasi. Hal ini juga membantu kondisi suhu tubuh agar kembali normal. Kemudian dengan mengkonsumsi makanan yang ringan dan mudah dicerna oleh tubuh, hal ini penting untuk tetap menutrisi tubuh agar terciptanya sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dengan asupan gizi yang baik kondisi tubuh akan lebih mudah meredakan demam. Lakukan istirahat yang cukup, hal ini akan membantu meningkatkan imun tubuh serta mengembalikan suhu tubuh yang tinggi akibat demam menjadi normal. Terakhir adalah dengan mengenakan pakaian yang ringan serta nyaman untuk memungkinkan suhu tubuh kembali normal. Selain itu perlu juga diiringi dengan melakukan kompress menggunakan handuk untuk meredakan demam. Terlepas dari beberapa tips diatas, jika mengalami gejala yang berlanjut dari Covid-19 varian Omicron segera melaporkan kepada dokter agar mendapat penanganan lebih lanjut. Tetap jaga protokol kesehatan serta jangan lupa untuk melakukan Vaksinasi primer serta booster agar terhindar dari bahaya paparan Covid-19.

image-newest
Info Kesehatan

Jangan Anggap Remeh Komplikasi Covid-19 Pada Komorbid Diabetes! Kamis, 17 Februari 2022 14:10 WIB Peningkatan kasus Covid-19 terutama untuk varian Omicron terus menjadi perhatian berbagai lini masyarakat, termasuk untuk kelompok komorbid penyakit Diabetes. Penderita Diabetes merupakan salah satu kelompok komorbid yang sangat perlu mewaspadai bahayanya komplikasi yang disebabkan oleh Covid-19. Hal tersebut menjadikan kelompok komorbid dengan penyakit diabetes harus segera mendapat tindakan penanganan jika terpapar Covid-19. Potensi risiko dari komplikasi yang dipicu oleh Covid-19 ini dapat diperkecil bagi penyandang diabetes yang dapat mengelola kondisinya.  Meskipun begitu, penderita diabetes diminta untuk tidak menjadi panik ketika teridentifikasi positif Covid-19. Adapun beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapinya adalah sebagai berikut : Jangan Panik dan Ikuti Saran Dokter Hubungi dokter untuk berkonsultasi terkait langkah apa saja yang perlu dilakukan, selain itu dokter akan memberikan rekomendasi obat atau penanganan yang sesuai dengan kondisi penderita.   Tetap Konsumsi Obat-obatan Penting untuk penderita tidak melewatkan jadwal minum obat.   Cek Gula Darah Lebih Sering Lakukan pengecekan gula darah setiap 4 jam sekali, termasuk pada malam hari.   Perbanyak Minum Air Putih Menjaga kondisi tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih serta menghindari minuman manis. Penting untuk diingat agar penderita diabetes tetap menjaga kadar gula darah terkontrol normal agar tubuh memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat dalam menghadapi infeksi Covid-19. Selain itu, penting untuk penderita diabetes untuk melakukan vaksinasi agar dapat mencegah risiko berat akibat komplikasi yang terjadi jika terjangkit Covid-19. Namun, perlu diingat sebelum menerima vaksinasi, penderita diabetes harus menjalankan konsultasi dengan dokter serta melakukan screening untuk memastikan keamanan kondisi tubuh pasca menerima vaksinasi.

image-newest
Info Kesehatan

Jaga Kebugaran Jasmani Dengan Olahraga Kardio Rabu, 16 Februari 2022 13:17 WIB Dalam meningkatkan kebugaran jasmani pada masa pandemi Covid-19 ini, olahraga secara rutin menjadi hal penting yang harus masuk kedalam list kegiatan harian. Dari berbagai macam jenis, olahraga kardio menjadi salah satu opsi menarik. Hal ini tidak terlepas dari hasil yang didapat dari olahraga kardio seperti meningkatkan daya tahan tubuh, membakar lemak tubuh hingga menurunkan berat badan. Namun apa sih sebenarnya kardio itu? serta apa saja kegiatan yang termasuk dalam olahraga kardio yang dapat dilakukan? Olahraga kardio atau kardiovaskular sendiri merupakan serangkaian aktivitas fisik yang dapat membantu meningkatkan kekuatan jantung dan paru-paru. Selama berolahraga kardio, tubuh dilatih untuk dapat bernapas lebih cepat dan dalam sehingga meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Selain itu, kegiatan kardio juga dapat meningkatkan kadar oksigen dalam sel sehingga jaringan tubuh juga bisa mempercepat proses pembakaran cadangan lemak yang dapat menurunkan berat badan. Terdapat beberapa latihan kardio yang mengutamakan pernapasan yang diantaranya, Jogging, Bersepeda, serta Berenang. Namun selain melakukan latihan kardio di luar rumah, Anda juga dapat melakukan berbagai serangkaian olahraga kardio di dalam rumah. Hal tersebut seperti : Skaters Latihan ini mirip dengan gerakan sepatu roda dimana gerakan tersebut dimulai dengan berdiri gerak dan kaki dibuka selebar pinggul diikuti dengan lompat ke sisi kanan dan mendaratlah dengan kaki kanan, sembari lutut kiri menekuk lurus. Lalu, lompat ke sisi kiri dengan gerakan berlawanan.   Jump Rope Dikenal juga sebagai gerakan lompat tali atau skipping ini dapat dilakukan dirumah dengan atau tanpa alat bantu.   Burpees Gerakan kardio yang dilakukan dengan memadukan berbagai gerakan seperti lompat, squat, plank, hingga push up. Gerakan ini juga dapat membantu menurunkan badan dikarenakan gerakan burpees ini dapat membakar lebih dari 100 kalori dalam 10 menit.   Mountain Climbers Gerakan ini dimulai dengan posisi plank dengan bagian tubuh bertumpu pada kedua lengan dan kaki. Tekuk lutut kanan ke depan dada dan lakukan hal yang sama pada lutut kiri secara bergantian. Lakukan gerakan ini selama 30-60 detik. Baca juga : Jaga Kesehatan Dengan Pola Makan & Exercise yang Tepat! Ikuti Webinar untuk Cegah Dislipidemia. Adapun berbagai manfaat latihan kardio untuk kebugaran tubuh sangat mempengaruhi kesehatan organ jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Selain itu, terdapat juga beberapa manfaat lain seperti : Membantu menurunkan berat badan serta mempertahankannya apabila dikombinasikan dengan asupan diet sehat dan seimbang. Meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh. Selain itu, aktivitas ini juga meningkatkan kebugaran jantung, paru-paru, otot, dan tulang dari waktu ke waktu. Mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sehingga terhindar dari berbagai infeksi virus ringan, seperti batuk dan flu. Mengurangi berbagai risiko penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan jenis kanker tertentu. Membantu mengelola sejumlah kondisi kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah dan mengontrol kadar gula darah. Berolahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) berdasarkan penelitian dari University of South Carolina. Selain itu, berolahraga juga bisa meningkatkan sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari HDL. Membantu meningkatkan suasana hati dengan mengurangi efek stres dan depresi. Hal ini juga berdampak pada peningkatan kualitas tidur seseorang.

image-newest
Info Kesehatan

Waspadai Pandemic Fatigue, Kondisi Bosan Menghadapi Pandemi Covid-19 Rabu, 16 Februari 2022 10:34 WIB Pandemi Covid-19 yang telah terjadi sejak awal tahun 2020 lalu menimbulkan rasa “bosan” untuk beberapa orang. Kelelahan akan pandemi ini menjadi salah satu gejala umum pasien Covid-19 yang disebut juga Pandemic Fatigue. Berdasarkan penelitian, kelelahan pandemi ini mempengaruhi setidaknya 34% pria dan 40% wanita yang merasa lelah akan menghadapi pandemi Covid-19 ini. Namun apa sebenarnya Pandemic Fatigue itu sendiri? Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemic fatigue atau kelelahan akibat pandemi ini merupakan kondisi dimana hilangnya motivasi diri untuk tetap mengikuti aturan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Beberapa ahli juga mengaitkan pandemic fatigue ini dengan gejala stres, perasaan marah, tidak sabar serta jengkel akibat Covid-19 yang berkepanjangan. Selain itu, pandemic fatigue ini juga disinyalir dapat mengakibatkan individu menjadi kurang efektif dalam bekerja. Lantas apa saja yang perlu dilakukan untuk dapat menghindari diri dari keadaan pandemic fatigue? Berikut beberapa tips diantaranya : Refleksi diri, belajar menerima, dan sesuaikan ekspektasi dengan kenyataan. Tetap aktif secara fisik dengan menjalani kegiatan yang disukai, seperti melakukan olahraga teratur ataupun melakukan meditasi. Tetap aktif belajar sesuatu yang baru dan bekerja tanpa perlu memaksakan diri. Ambil waktu istirahat dari kesibukan sehari-hari untuk mengembalikan energi. Membuat batasan personal dengan orang-orang serumah dan struktur kegiatan dalam keseharian.

image-newest
Info Kesehatan

Kenali Tahapan Pencegahan Covid-19 & Hal yang Perlu Dilakukan Saat Terdampak Bersama Yakes Telkom Selasa, 15 Februari 2022 18:52 WIB Saat ini kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron sedang menyerang berbagai wilayah di Indonesia. Lantas, apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 secara meluas? Serta apa saja tahapan-tahapan yang harus dilakukan saat diri maupun keluarga ikut terdampak positif Covid-19 varian Omicron ini? Menyikapi hal tersebut, Yakes-Telkom ikut serta dalam peningkatan informasi terkait penyebaran Covid-19 varian Omicron ini dengan mengadakan webinar kesehatan dengan tema Cegah Covid-19 & Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena. Dalam webinar ini, dr. Rena Winasis, M.Sc (OSM Promotive & Preventive - Yakes Telkom) selaku narasumber menjabarkan beberapa poin penting terkait dengan penyebaran Covid-19 ini. Dalam penjabarannya, dr. Rena menyampaikan saat ini Indonesia tengah menghadapi wave ke-3 serangan Covid-19 yakni varian Omicron yang kasus rata-rata hariannya mencapai 55 ribu kasus. Oleh karena itu, dr. Rena kembali mengingatkan untuk masyarakat tidak terjebak pada kondisi Pandemic Fatigue atau fenomena kelelahan dalam menghadapi kondisi pandemi. Perlu diketahui, Covid-19 varian Omicron sendiri mulai menyebar secara cepat di Indonesia terhitung sejak akhir bulan Januari. Meskipun begitu, dr. Rena juga menjelaskan dampak gejala yang dihasilkan oleh varian Omicron ini tidak lagi seperti varian sebelumnya yang didominasi dengan hilangnya rasa dan penciuman. Adapun beberapa gejala yang muncul akibat varian Omicron adalah sebagai berikut : Pilek atau hidung berair Batuk Demam Nyeri Sendi & Otot Sakit Kepala Oleh karena itu, dr. Rena kembali mengingatkan pentingnya penerapan prokes yang ketat dengan menjalankan 6M. Selain itu diikuti juga dengan melakukan vaksinasi primer dan booster untuk menambah daya tahan tubuh dari paparan Covid-19 varian Omicron. Namun apa yang perlu kita lakukan jika diri sendiri atau keluarga terpapar Covid-19? Dalam penjelasannya, dr. Rena menghimbau kepada masyarakat yang terpapar positif Covid-19 varian Omicron untuk tidak panik. Jika kondisi pasien positif covid tidak mengalami gejala atau hanya bergejala ringan, pasien hanya perlu melakukan isolasi mandiri serta diikuti dengan melakukan konsultasi dengan tim kesehatan melalui telemedisin. Setidaknya terdapat 6 poin penting yang perlu dilakukan bagi pasien positif Covid-19 varian Omicron yang tanpa gejala atau bergejala ringan, diantaranya sebagai berikut : Tetap dirumah, melakukan isolasi mandiri dengan beberapa syarat yang telah ditentukan oleh Kemenkes. Perbanyak istirahat, minum air putih serta berkonsultasi dengan dokter. Beri tahu kontak terdekat untuk dilakukan tahapan tracking. Pantau gejala yang muncul akibat Covid-19 varian Omicron. Selalu menerapkan protokol kesehatan. Membersihkan permukaan barang-barang yang sering disentuh. Namun jika kondisi pasien positif Covid-19 cukup mengalami gangguan berat perlu dilakukan tindakan lebih lanjut untuk dibawa ke unit kesehatan terdekat agar mendapat penanganan secepatnya.  Dalam sesi tanya-jawab dr. Rena juga menjelaskan jika kita mengalami kontak erat dengan pasien positif Covid-19 waktu terbaik untuk melakukan pengecekan Antigen atau PCR adalah 2-3 hari pasca kontak erat, hal ini tidak terlepas dengan gejala atau tanpa gejala sama sekali. Untuk menyimak informasi lebih lengkap terkait Webinar Kesehatan “Cegah Covid-19 & Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena” ini, Yakes Family dapat mengunjungi Channel Youtube Yakes Telkom atau mengunjungi link berikut : bit.ly/CegahCovid19BarengYakes

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Kelompok Komorbid yang Rentan Terhadap Covid-19 Varian Omicron Selasa, 15 Februari 2022 16:46 WIB Penyebaran Covid-19 varian Omicron beberapa hari terakhir terus mengalami kenaikan dengan pesat, hal tersebut meningkatkan risiko penularan kepada berbagai kalangan tidak terkecuali kepada kelompok dengan komorbid. Namun apa sih kelompok komorbid itu? Komorbiditas atau biasa disingkat dengan komorbid merupakan istilah kedokteran untuk menjelaskan penyakit penyerta selain penyakit utama yang sedang diderita. Melansir data dari Britannica, komorbid biasanya terkait dengan penyakit kronis yang membuat kondisi penderita lebih rentan untuk terkena penyakit lain seperti Covid-19. Berdasarkan data dari Everyday Health terdapat beberapa macam penyakit komorbid yang cukup menjadi perhatian untuk rentan terpapar Covid-19 varian Omicron. Adapun beberapa penyakit komorbid tersebut diantaranya adalah : Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tak terkontrol dalam jangka panjang dapat beresiko menyebabkan kerusakan organ ketika terserang Covid-19 Diabetes, terutama untuk diabetes tipe 1 atau 2 yang dapat membuat penurunan daya tahan tubuh. Penyakit Jantung, jika terinfeksi Covid-19 dapat meningkatkan risiko gagal jantung, penyakit arteri koroner, kardiomiopati ataupun tekanan darah tinggi. Penyakit Pernapasan, jika terinfeksi dengan Covid-19 dapat meningkatkan risiko penyakit seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), asma maupun fibrosis paru. Obesitas, penyakit ini dapat membuat metabolisme tubuh melemah sehingga sulit untuk melawan virus Covid-19 Penyakit Ginjal Kronis, Orang yang perlu menjalani dialisis atau cuci darah akan menurunkan fungsi sistem imun dan menyebabkan kesulitan untuk melawan virus Covid-19. Penyakit Hati, dapat meningkatkan pengeluaran enzim yang justru akan memperburuk keadaan Covid-19 dalam tubuh. HIV, Sistem imun dalam tubuh penderita HIV akan kesulitan dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh Covid-19. Gangguan Saraf, Covid-19 berisiko lebih tinggi pada orang dengan riwayat penyakit seperti demensia dan Alzheimer Autoimun, orang yang memiliki riwayat gangguan autoimun akan menimbulkan gejala yang lebih buruk jika terkena Covid-19. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menyiapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi kelompok komorbid dengan beberapa ketentuan, hal guna meningkatkan imunitas kelompok komorbid untuk menghadapi paparan Covid-19.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.