• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Waspadai Penyebaran Omicron Meningkat pada Klaster Keluarga Jumat, 25 Februari 2022 14:59 WIB Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan peningkatan signifikan dari penyebaran Covid-19 varian Omicron untuk Klaster Keluarga. Hal ditandai dengan meningkatnya kasus positif terhadap anak-anak usia dibawah 5 tahun (balita) serta kelompok lansia. Kenaikan kasus pada Klaster Keluarga ini dilaporkan terjadi di beberapa daerah seperti Depok, Karawang, Tangerang Selatan, Kulon Progo, serta Tana Toraja. Namun apa sebenarnya Klaster Keluarga yang dimaksud ini? jadi Klaster Keluarga yang dimaksud adalah penyebaran virus Covid-19 yang berasal dari anggota keluarga yang tinggal serumah. Biasanya, penyebaran berawal dari seseorang yang tertular akibat beraktivitas diluar rumah kemudian menularkan kepada anggota keluarga lain termasuk anak-anak dan lansia. Adapun kenaikan kasus pada Klaster Keluarga ini terjadi akibat adanya beberapa faktor, seperti :  Laju kecepatan penyebaran virus yang semakin cepat dan luas Tanpa sadar menularkan virus akibat pasien positif tidak bergejala/asimptomatik Keluarga sering melakukan kontak erat dengan pasien Anggota keluarga yang masih melakukan kegiatan di luar rumah, seperti bekerja namun tidak menerapkan protokol kesehatan secara tepat dan baik Adapun hal lain yang menjadi faktor kenaikan kasus positif Covid-19 pada Klaster Keluarga diantaranya adalah : Adanya kecenderungan membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek/perumahan, padahal anak belum melakukan vaksinasi covid. Hal ini mengakibatkan potensi anak menjadi carrier virus, akibat kurangnya pemahaman terkait protokol kesehatan pada anak-anak. Kegiatan kumpul warga, seperti melakukan arisan, kunjungan ke rumah tetangga, rapat warga, kegiatan olahraga bersama, perayaan hari besar negara/keagamaan,dll. Melakukan liburan, piknik maupun jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Hal ini berpotensi terjadinya penyebaran virus dan membawanya kembali ke lingkungan rumah. Ada baiknya untuk kegiatan tersebut diganti dengan kegiatan yang dilakukan dirumah agar lebih aman dan sehat. Selain itu, Isolasi mandiri pasien positif Covid-19 dirumah juga dapat menyebabkan terjadinya Klaster Keluarga. Hal ini dikarenakan adanya potensi penularan kepada anggota keluarga yang merawat pasien isolasi mandiri jika anggota keluarga yang merawat tidak membekali diri dengan alat pencegahan seperti APD, Sarung Tangan, dll. Selain itu jika memang kondisi tempat tinggal tidak sesuai syarat untuk dilakukannya isolasi mandiri (tidak ada pemisahan antara kamar pasien positif dan anggota keluarga lain) maka sebaiknya melakukan karantina di tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah (Tempat Karantina Terpadu) Mengingat hal tersebut, penting untuk dilakukan beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari paparan Covid-19 varian Omicron ini pada Klaster Keluarga. Adapun beberapa langkah pencegahan tersebut berupa : Protokol kesehatan COVID-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah, apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik. Lakukan metode VDJ atau Ventilasi - Durasi - Jarak, yaitu pastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik. Sering buka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian Walaupun sesama anggota keluarga, durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing. Gunakan alat makan yang berbeda dan segera cuci alat makan setelah menggunakannya Terapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat.

image-newest
Info Kesehatan

Waspada Terserang Demam Berdarah, Segera Kenali Gejalanya! Rabu, 23 Februari 2022 13:47 WIB Ditengah terpaan pandemi Covid-19 varian Omicron, masyarakat kini juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang belakangan ini kasusnya cukup meningkat di berbagai daerah di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI merilis setidaknya hingga minggu ke 7 tahun 2022 telah ada 13.776 kasus DBD. Kenaikan kasus demam berdarah ini didukung dengan kondisi di berbagai daerah yang memasuki musim hujan, kondisi lingkungan yang lembab menjadi tempat yang tepat untuk nyamuk aedes bertelur. Menanggapi hal tersebut, penting untuk masyarakat mengetahui gejala dari demam berdarah serta dapat melakukan pencegahan agar tidak terserang demam berdarah. Biasanya demam berdarah menimbulkan beberapa gejala dari mulai ringan hingga berat, namun gejala yang paling umum adalah demam tinggi hingga 40 derajat celcius. Adapun gejala ringan lainnya seperti : Sakit dan nyeri (bagian mata, biasanya di belakang mata, nyeri otot, sendi, atau tulang) Sakit kepala Hilang nafsu makan Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam) Mual/muntah Gejala-gejala ringan tersebut biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Sementara pada gejala demam berdarah yang dikategorikan berat atau parah akan muncul tanda-tanda berikut : Sakit perut dan nyeri apabila ditekan Muntah (3 kali atau lebih dalam 24 jam) Pendarahan dari hidung atau gusi Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah Merasa lelah dan gelisah Kebanyakan orang akan mengira ketika demam menurun merupakan tanda penyembuhan, namun pada saat ini lah menjadi fase yang cukup genting untuk tetap diwaspadai dan mengawasi lebih ketat. Adapun jika diri maupun keluarga mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segera untuk pergi ke dokter atau klinik kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan medis secepatnya.

image-newest
Info Kesehatan

Tips Melindungi Anak yang Belum Vaksin dari Paparan Omicron Senin, 21 Februari 2022 18:24 WIB Penyebaran Covid-19 varian Omicron secara masif terus menyerang berbagai kalangan masyarakat, tidak terkecuali untuk anak-anak. Berbagai pencegahan dari penerapan protokol kesehatan hingga vaksinasi menjadi keharusan guna terhindar dari paparan Covid-19, namun sayangnya vaksinasi masih belum mencakup anak usia dini. Saat ini usia untuk anak yang dapat menerima vaksinasi adalah usia 6 tahun keatas, lantas bagaimana cara untuk dapat mencegah anak usia dibawah 6 tahun aman dari paparan Covid-19 varian Omicron ini? Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk bisa melindungi si Kecil yang belum vaksin dari Covid-19 varian Omicron : Batasi Kegiatan Anak di Luar Rumah Dalam mencegah paparan Omicron kepada anak, orang tua dapat membatasi kegiatan anak diluar rumah dan menggantinya dengan kegiatan bermanfaat lain yang dapat dilakukan didalam rumah. Hal ini guna meminimalisir kontak terhadap pasien covid-19.   Melakukan Bersih-Bersih Sebelum Kontak dengan Anak Untuk orang tua yang habis bekerja dari luar rumah, penting untuk memastikan telah membersihkan diri serta berganti pakaian sebelum berinteraksi atau kontak dengan anak. Hal ini guna mencegah orang tua menjadi kurir yang membawa virus Covid-19 untuk anak.   Beri Penjelasan Kepada Anak Beri informasi terkait pandemi Covid-19 yang sedang terjadi kepada anak, pastikan penjelasan yang diberikan mudah untuk dimengerti sesuai dengan usia anak. Hal ini menjadi penting untuk anak mengetahui hal yang sedang terjadi dan memudahkan langkah pencegahan.   Penuhi Kebutuhan Gizi Serta Ditambah dengan Suplemen Vitamin Asupan gizi anak menjadi penting untuk tetap terpenuhi selama pandemi ini, hal ini dapat membantu daya tahan tubuh anak menjadi tetap kuat. Selain itu, dapat juga dibantu dengan menambahkan suplemen vitamin A, C, dan E. Bersiap untuk Segala Situasi Hal ini termasuk saat anak mulai mengalami gejala dari Covid-19 varian Omicron. Pastikan persediaan obat anak tercukupi serta segera menghubungi dokter untuk memastikan kondisi anak.

image-newest
Info Kesehatan

Begini Syarat Sembuh Pasien Omicron yang Isolasi Mandiri Senin, 21 Februari 2022 18:23 WIB Penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia masih cukup masif dengan menyerang berbagai kalangan. Meskipun begitu, tingkatan gejala yang tampak dari varian Omicron ini didominasi dengan gejala ringan yang dapat disembuhkan dengan perawatan dari rumah atau isolasi mandiri. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan pasien positif Covid-19 varian Omicron dengan gejala ringan atau tanpa gejala hanya perlu menjalani isolasi mandiri dengan beberapa ketentuan. Selain itu, Kemenkes juga menjelaskan beberapa syarat untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri telah dinyatakan sembuh. Beberapa syarat atau kriteria pasien dapat dinyatakan sembuh dari isolasi mandiri adalah sebagai berikut : Untuk Pasien Tidak Bergejala, diwajibkan melakukan isolasi mandiri minimal 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Untuk Pasien Bergejala Ringan, diperlukan isolasi mandiri selama 10 hari sejak gejala muncul kemudian ditambah dengan sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Sehingga total minimal durasi isolasi mandiri adalah 13 hari. Adapun Kemenkes menjelaskan terkait syarat percepatan isolasi dapat dilakukan pada pasien Covid-19 varian Omicron yang sudah mengalami perbaikan klinis pada saat isolasi mandiri. Dengan melakukan pemeriksaan NAAT (metode deteksi molekuler) termasuk pemeriksaan PR-PCR pada hari ke-5 dan ke- 6 dengan selang waktu 24 jam. Jika pada pemeriksaan tersebut hasil yang didapat adalah negatif atau CT>35 sebanyak 2 kali berturut-turut, maka pasien covid-19 dapat dinyatakan sembuh. Namun untuk pasien Covid-19 yang tidak melakukan pemeriksaan NAAT serta RT-PCR pada hari ke-5 dan ke-6 dengan selang waktu 24 jam, tetap perlu melakukan isolasi mandiri.

image-newest
Info Kesehatan

Hati-Hati! Kebiasaan Ini Bisa Bikin Lemak Perut Meningkat Jumat, 18 Februari 2022 14:28 WIB Kebanyakan orang tidak menyadari kebiasaan sehari-hari ini justru dapat meningkatkan kondisi lemak dalam perut. Hal ini akan berakibat fatal jika kondisi lemak perut menjadi over atau Obesitas, yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan serta menimbulkan risiko penyakit lainnya. Melansir dari laman Eat This, kondisi lemak perut yang berlebih akan berpotensi menyebabkan beberapa penyakit seperti : Penyakit Jantung Gangguan Pernapasan Diabetes Kematian Dini Adapun beberapa kebiasaan harian yang dapat menyebabkan peningkatan lemak dalam perut diantaranya adalah : Terlalu Banyak Ngemil Kebiasaan untuk selalu makan camilan dapat membuat kondisi lemak dalam perut meningkat, hal ini dikarenakan camilan banyak mengandung lemak jenuh yang tidak baik untuk kesehatan.   Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Berkarbohidrat Mengkonsumsi terlalu banyak olahan makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat meningkatkan lemak dalam perut, ini disebabkan olahan karbohidrat mengandung kadar gula yang tinggi.   Makan Terlalu Cepat Menurut penelitian yang ditemukan oleh Journal of American Dietetic Association, pola makan yang lebih lambat justru dapat lebih kenyang dibandingkan dengan pola makan secara cepat.   Makan Terlalu Larut Malam Kebiasaan lain yang sering ditemukan adalah makan terlalu larut makan. Hal ini dapat berakibat buruk karena asupan makanan yang dikonsumsi mendekati waktu tidur, tidak dapat tercerna dengan baik dan meningkatkan risiko penumpukan lemak dalam perut.   Melewatkan Sarapan Kebiasaan untuk melewatkan waktu sarapan pagi juga dapat meningkatkan risiko penambahan lemak perut, hal ini disebabkan oleh adanya hormon insulin yang justru dapat meningkat ketika tubuh tidak mengkonsumsi kadar kalori yang normal.   Jarang Melakukan Olahraga Selain kebiasaan makan, faktor olahraga juga dapat menentukan kadar lemak dalam perut, orang yang berolahraga akan menggunakan energi dalam makanan sehingga dapat mengurangi penumpukan lemak. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat dihindari dengan mulai melakukan kebiasaan hidup sehat yang diiringi dengan rutin melakukan olahraga.

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.