Jumat, 27 Oktober 2023 11:29 WIB

Monkeypox (MPOX)

picture-of-article

Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Situasi MPOX Terkini di Tingkat Global dan Indonesia

Pada 28 November 2022, WHO telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula monkeypox menjadi Mpox. Perubahan tersebut dikarenakan untuk menghindari rasisme dan stigmasisasi. Mpox memiliki beberapa clade (varian) yang telah teridentifikasi dan dapat menimbulkan wabah yaitu clade Ia, clade Ib, dan clade IIb. Clade Ia dan Ib memiliki manifestasi klinis yang lebih berat bila dibandingkan dengan clade II. Namun demikian, mode transmisi untuk clade Ib dan IIb, sebagian besar terjadi melalui kontak seksual. Berbeda dengan clade Ia, sebagian besar penularan terjadi disebabkan zoonosis.

Pada tanggal 14 Agustus 2024, WHO kembali menetapkan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern. Hal itu disebabkan karena terjadi peningkatkan kasus Mpox pada Juni-Juli 2024 di wilayah WHO Afrika, terutama di Republik Demokratik Kongo dan diikuti penemuan kasus di beberapa negara sekitar, serta munculnya varian atau clade baru (Ib) virus Mpox.

Untuk Indonesia, saat ini telah dilaporkan sebanyak 88 kasus konfirmasi dari tahun 2022-2024. Kasus terakhir dilaporkan pada 4 Juni 2024. Hingga 22 Agustus 2024, seluruh kasus konfirmasi (88 kasus) sudah dinyatakan sembuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan genomic sequencing yang dilakukan pada 54 kasus konfirmasi di Indonesia, semua kasus (100%) disebabkan oleh clade IIb dan sejauh ini belum ada penemuan kasus Mpox dengan clade Ib.

Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Sementara beberapa orang memiliki gejala ringan, yang lain mungkin mengalami gejala yang lebih berat dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan. Mereka yang berisiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh.

Gejala Mpox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam mpox terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes. Gejala yg juga khas pada Mpox tahun 2024 adalah lesi di area genital.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pengobatan bersifat menghilangkan gejala dan suportif.

Siapa pun yang memiliki gejala Mpox atau yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Mpox harus menghubungi atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dan meminta saran tenaga kesehatan.

Pada umumnya, gejala Mpox bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu. Namun, pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi dan kematian terutama pada anak-anak, hamil, dan gangguan sistem imun. Komplikasi dapat berupa infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata.

Terkait angka kematian/case fatality rate (CFR), CFR untuk clade I berada pada kisaran 5-10%, sedangkan untuk clade II < 1%. Clade 2 adalah virus yg sudah ada di Indonesia dgn mortalitas 3,6%. Satu kasus terkonfirmasi Virus Mpox Clade 1 telah terdeteksi di Thailand.

Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam Mpox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.

Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan. Orang lain yang menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga untuk terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk.

Bisul, lesi, atau luka di mulut dapat menular, artinya virus dapat menyebar melalui kontak langsung dengan mulut, percikan ludah/cairan hidung, dan mungkin melalui aerosol jarak pendek.

Virus ini juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janin melalui kontak dari kulit ke kulit saat melahirkan, atau dari orang tua dengan Mpox ke bayi atau anak selama kontak erat.

Risiko tinggi pada populasi orang LSL (Lelaki Seks Lelaki) dan ODHIV.

Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan PCR. Bila hasil PCR inconclusive dilakukan pemeriksaan serologi IgM dan IgG. Sampel diambil dari swab permukaan lesi dan/atau eksudat (lebih dari satu lesi, atau krusta lesi).

  • Cacar monyet disebabkan oleh Monkeypox virus dan cacar air disebabkan oleh Varicella-Zoster Virus. 
  • Periode demam cacar monyet selama 1-5 hari, sedangkan cacar air selama 1-2 hari sebelum munculnya ruam pada kulit.
  • Inkubasi virus cacar monyet selama 5-21 hari sejak tertular, sedangkan cacar air selama 10-21 hari.
  • Ruam pada cacar monyet dengan lenting besar dan berisi nanah, dimulai dari wajah dan menyebar hingga telapak tangan dan kaki, perkembangannya lambat. Sedangkan pada cacar air ruam dengan lenting berisi cairan bening, dimulai dari dada, punggung, dan wajah lalu menyebar namun tidak ke telapak tangan dan kaki, perkembangannya cepat. 
  • Terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada pasien cacar monyet, di leher, ketiak, atau sela paha. Sedangkan, pada pasien cacar air tidak ada.
  • Durasi penyakit cacar monyet biasanya selama 2-4 minggu. Sedangkan cacar air selama 4-7 hari.
  • Risiko meninggal dunia dari pasien cacar air sebanyak 1-10% tergantung tipe virus. Untuk cacar air risikonya 0.03 per 1 juta penduduk.

 

Penanganan Mpox derajat ringan dengan isolasi mandiri dan diikuti terapi suportif dan simtomatis.

Orang dengan Mpox harus mengikuti saran dari fasilitas layanan kesehatan. Mpox dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Penting bagi siapapun yang terinfeksi Mpox untuk minum air secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur. Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan.

Pemberian antivirus dengan beberapa indikasi, yakni pasien klinis berat (sepsis, ensefalitis, lesi yang luas, disertai manifestasi klinis perdarahan, dan kondisi lain yang membutuhkan rawat inap), pasien yang berisiko tinggi mengalami klinik yang berat (imunokompromais, anak & remaja dengan factor risiko Mpox berat), pasien dengan riwayat dermatitis atopik, pasien hamil/menyusui, pasien dengan satu atau lebih komplikasi.

Kemenkes menyediakan 4.450 dosis vaksin kepada 2.225 target sasaran @ 2 dosis. Dua dosis diberikan dengan selang waktu 28 hari (4 minggu). Targetnya adalah kelompok LSL dan ODHIV.

Empat pilar pencegahan Mpox adalah deteksi, perluas jangkauan testing, vaksinasi, dan jangkauan edukasi kesehatan secara umun serta khusus untuk kelompok risiko tinggi.

Apa yang Perlu dilakukan jika Anda memiliki gejala Mpox atau merasa tertular Mpox dari seseorang penderita Mpox?

Jika Anda pernah melakukan kontak erat dengan orang yang mengalami Mpox atau lingkungan yang mungkin telah terkontaminasi virus, pantau diri Anda dengan cermat untuk tanda dan gejala selama 21 hari sejak terakhir kali Anda terpapar. Batasi kontak erat dengan orang lain sebanyak yang Anda bisa.

Jika Anda merasa mengalami gejala Mpox, hubungi fasilitas layanan kesehatan Anda untuk mendapatkan saran, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan medis. Sampai Anda menerima hasil tes Anda, jika memungkinkan, lakukan isolasi mandiri. Bersihkan tangan Anda secara teratur.

Jika Anda dites positif Mpox, penyedia fasilitas layanan kesehatan Anda akan memberi tahu Anda apakah Anda harus isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas kesehatan, dan perawatan apa yang Anda butuhkan. Beri tahu kontak erat Anda bahwa Anda telah terkena Mpox agar kontak erat Anda dapat dipantau dan diberikan intervensi medis yang sesuai.

Baca juga : Pola Makan untuk Pasien Stroke

4 Disukai

1393 Kali Dibaca