Rabu, 14 Juli 2021 10:14 WIB

Mucocele

Mucocele adalah lesi yang umum ditemukan pada mukosa oral dan merupakan lesi jinak  kelenjar saliva yang paling sering ditemukan pada rongga mulut. Kata mucocele berasal dari bahasa Latin ‘Mouco’ yang artinya mukus dan ‘Coele’ yang artinya kavitas atau rongga. Jadi artinya “kavitas yang berisi mukus”. 

Mucocele dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dan pada segala usia dengan insidensi tertinggi pada usia dekade kedua. Mucocele dapat terjadi pada bibir, mukosa bukal atau pipi, lidah, dan palatum atau langit-langit. Lokasi yang paling sering terjadi adalah pada bibir bawah karena paling mudah mengalami trauma.

  1. Tipe Ekstravasasi. Mucocele ekstravasasi terjadi akibat rupturnya duktus kelenjar saliva dan menyebabkan mucin (cairan yang berlendir) menembus ke jaringan lunak sekitarnya. Biasa ditemukan pada kelenjar ludah minor. Dari seluruh mucocele yang ditemukan dalam rongga mulut, 95% adalah tipe ekstravasasi.
  2. Tipe Retensi. Mucocele tipe retensi terjadi akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar ludah. Biasanya ditemukan pada duktus kelenjar saliva mayor. Tipe ini ditemukan sekitar 5% dari mucocele yang ditemukan dalam rongga mulut.

Bila mucocele ini berlokasi di bawah lidah akan tampak menyerupai seperti ‘perut katak’ yang disebut dengan ranula. Secara klinis, tidak ada perbedaan antara mucocele ekstravasasi dan mucocele retensi.

Ada dua faktor utama penyebab terjadinya mucocele:

  • Adanya trauma.
  • Obstruksi pada saluran kelenjar ludah.

Trauma fisik menjadi penyebab utama sekresi kelenjar ludah menembus ke jaringan submukosa sekitarnya. Selanjutnya peradangan akan tampak menjadi jelas karena adanya mukus yang stagnan. Kebiasaan menggigit bibir dan lidah bisa menjadi faktor yang memperberat.

Gambaran klinis mucocele tergantung pada kedalaman lesinya dan derajat keratinisasi mukosa yang menutupinya. Pada lesi yang superfisial, tampak batas yang teratur, transparan dengan warna kebiruan. Lesi yang lebih dalam kurang memberi gambaran yang jelas, tampak sewarna dengan mukosa normal. Konsistensi lesi pada palpasi biasanya lunak dan fluktuan. 

Pada lesi yang sudah mengalami drainage, tidak memberikan gambaran fluktuan. Ukuran lesi antara beberapa milimeter sampai 1,5 cm. Mucocele biasanya tidak menyebabkan nyeri dan terasa jika tekanan pada rongga bertambah. Jika nyeri timbul dapat mengakibatkan kesulitan berbicara, mengunyah, dan menelan. 

Pada banyak kasus mucocele dapat ruptur secara spontan oleh trauma. Bila mucocele pecah oleh trauma secara terus menerus, lesi dapat menjadi kenyal pada palpasi dan menjadi tidak mudah ruptur. 

Mucocele lebih sering terjadi pada kelenjar ludah minor. Lesi paling sering terjadi pada bibir bawah kemudian pada lidah , dasar mulut dan mukosa bukal. Mucocele mempunyai gambaran  berupa benjolan pada mukosa berbentuk kubah dengan ukuran bervariasi. Biasanya paling sering muncul pada anak-anak dan dewasa muda, yang mungkin terjadi akibat seringnya mengalami trauma yang menyebabkan mukus menembus jaringan sekitarnya. Beberapa kasus mucocele merupakan lesi yang bertahan singkat, pecah dan sembuh dengan sendirinya. Tetapi kebanyakan lesi bersifat kronis dan memerlukan tindakan eksisi secara lokal.

Diagnosis mucocele dilakukan dengan pemeriksaan langsung di dalam rongga mulut. Mucocele mempunyai ciri klinis dan gambaran yang khas. Secara klinis diagnosis dapat ditegakkan dengan melihat lokasi lesi, riwayat adanya trauma, muncul dengan cepat, variasi ukuran, warna yang kebiruan, serta konsistensi lesi.

Perawatan mucocele yang biasa dilakukan adalah dengan tindakan bedah. Untuk mucocele ukuran kecil hingga sedang dilakukan eksisi, yaitu dengan pengambilan jaringan kelenjar ludah yang menjadi penyebab untuk mencegah terjadinya rekurensi. Untuk mucocele ukuran besar, bila lesi berdekatan dengan saraf atau pembuluh darah besar, maka pengambilan lesi dilakukan dengan cara marsupialisasi. Biasanya mucocele dengan ukuran kecil dan terletak superfisial akan sembuh sendiri dan tidak memerlukan perawatan ketika mengalami ruptur secara spontan. 

Berikut beberapa teknik perawatan mucocele, yaitu:

  • Cryosurgery. Teknik Cryosurgery dilakukan dengan menggunakan liquid nitrogen spray yang diaplikasikan pada permukaaan mucocele, yang nantinya akan membentuk jaringan nekrotik dan setelah terlepas akan terbentuk jaringan baru. 
  • Injeksi steroid intralesi. Penyuntikan dengan menggunakan bahan steroid dilaporkan mempunyai tingkat rekurensi yang tinggi.
  • Laser ablation. Perawatan dengan teknik laser ablation yaitu dengan menggunakan sinar laser. Pada perawatan ini akan menghasilkan jaringan nekrotik yang kemudian akan diganti oleh jaringan baru dalam 2 minggu.
  • Marsupialisasi, yaitu dengan cara mengiris rongga yang berisi cairan, kemudian menjahit tepi pada kulit sekitarnya agar rongga tetap terbuka dan cairan tetap bisa mengalir keluar dari rongga.
  • Eksisi lesi.

Pencegahan terjadinya mucocele adalah dengan cara mencegah terjadinya trauma pada kelenjar ludah minor, yaitu dengan mengurangi faktor yang menjadi predisposisi. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan kebiasaan menggigit bibir maupun lidah, merestorasi gigi yang rusak, dan memakai orthodontic wax pada pasien yang sedang menjalani perawatan ortodonti.

Baca juga : Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pasien Stroke

0 Disukai

4510 Kali Dibaca