• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Jaga Jantung Tetap Sehat, Dengan Olahraga yang Tepat Kamis, 29 September 2022 13:36 WIB Salah satu tujuan yang dapat dicapai dengan berolahraga adalah untuk menjaga kesehatan jantung. Namun, olahraga yang dilakukan secara berlebihan justru dapat membahayakan kesehatan jantung. Olahraga pada dasarnya memiliki manfaat yang tinggi dalam menjaga kesehatan jantung, beberapa manfaat tersebut seperti dapat menguatkan jantung secara menyeluruh, dapat mengurangi risiko gagal jantung, mengontrol tekanan darah, serta menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dalam jantung. Adapun beberapa rekomendasi olahraga tepat untuk menjaga kesehatan jantung, meliputi jalan kaki atau jalan cepat, jogging, berenang, serta bersepeda. Adapun hal lainnya adalah berupa memperhatikan F.I.T.T dalam berolahraga, yakni : Frekuensi Frekuensi latihan yang konsisten atau kontinyu 3x per minggu. Intensitas Mulailah dengan intensitas rendah ke sedang. Time Pilihlah durasi 30-45 menit dan jangan meningkatkan volume dan intensitas. Tipe Pilihlah jenis olahraga yang tidak mengandung unsur kompetitif dan lebih disenangi. Mengatur intensitas latihan per harinya juga penting dilakukan, hal ini juga berguna untuk tubuh mendapatkan waktu recovery yang baik dan cukup sehingga terhindar dari risiko cedera ataupun gejala overtraining. Rekomendasi terbaik untuk berolahraga adalah dilakukan sebanyak 3-5 kali per minggu. Selain itu, guna memastikan ketepatan olahraga yang telah dilakukan, lakukan juga pengukuran terhadap denyut nadi pada saat sebelum berolahraga dan juga setelah berolahraga. Untuk mengetahui lebih lengkap terkait menjaga kesehatan jantung dengan berolahraga, Yakes Family dapat mengunjungi channel Youtube Yakes Telkom atau mengakses melalui Webinar Jantung sehat Melalui Olahraga. Selain info di atas, jika ingin melihat konten kesehatan dan kegiatan Yakes-Telkom lebih lengkap lagi, klik link: linktr.ee/YakesPromotifPreventi

image-newest
Info Kesehatan

Gula, Si Manis Yang “Berbahaya” Senin, 26 September 2022 15:29 WIB Gula merupakan karbohidrat sederhana yang sering dijumpai dalam berbagai macam olahan makanan dan minuman. Rasa manis pada gula memberikan sensasi identik yang dapat menimbulkan perasaan senang bila dikonsumsi, serta dapat memberikan tambahan energi bagi tubuh. Namun dibalik banyak manfaat yang dihadirkan oleh gula, terdapat bahaya yang cukup besar jika konsumsi gula tidak terkontrol. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia pada tahun 2018 lalu, tingkat konsumsi terkait gula di Indonesia sangat tinggi, yakni pada makanan manis mencapai 87.9% dan minuman manis 91,49%. Ini juga berkaitan dengan meningkatnya prevalensi kegemukan yang ada di Indonesia yakni mencapai 21,8% pada tahun 2018, dikarenakan konsumsi makanan dan minuman manis berlebih dapat meningkatkan berat badan. Selain dapat meningkatkan risiko kegemukan, konsumsi gula harian yang berlebih juga dapat menyebabkan gangguan terhadap metabolisme tubuh seperti, kerusakan pada gigi (karies), sulit menghentikan keinginan makan akibat gangguan sensitivitas hormon leptin, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga peningkatan risiko penyakit diabetes melitus akibat hiperglikemia. Mengingat banyaknya potensi berbahaya yang dapat terjadi, Kemenkes melalui Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 mengeluarkan anjuran terkait konsumsi gula yang baik dan tepat. Anjuran tersebut menyebutkan konsumsi gula per orang per harinya adalah 10% dari total energi (2.000 kalori) atau setara dengan 4 sendok makan/orang/hari (50 gram/orang/hari). Adapun beberapa tips berikut dapat dilakukan untuk dapat membatasi konsumsi gula agar tidak berlebihan. Perhatikan label gizi pada makanan (kemasan) dengan baik, Jika membeli makanan atau minuman pastikan tanpa pemanis tambahan, Kombinasikan gula dengan protein, lemak sehat, dan juga serat, Tambahkan lebih banyak rasa selain manis, Jadikan pengurangan konsumsi gula harian menjadi sebuah kebiasaan yang sehat.

image-newest
Info Kesehatan

Memasuki Peralihan Musim, Waspadai Penyakit DBD Senin, 26 September 2022 15:29 WIB Memasuki masa peralihan menuju musim penghujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus dengan angka kematian mencapai 816. Tingginya angka kasus tersebut menjadi indikasi untuk masyarakat terus melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit DBD. Kemenkes menyampaikan saat ini upaya pencegahan tersebut telah dilakukan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Jumantik atau Juru Pemantau Jentik ini bertugas untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan serta pemberantasan jentik nyamuk di tempat-tempat umum yang memungkinkan terjadinya pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD ini dapat menyerang siapapun dari berbagai usia, dengan gejala akan muncul mulai 4 hingga 10 hari setelah digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti. Adapun beberapa gejala umum yang muncul ketika terkena DBD, seperti : Demam tinggi mendadak, Sakit kepala, Muncul ruam, Nyeri otot dan sendi, Mual dan muntah serta kelelahan. Jika mengalami gejala-gejala dari siklus awal DBD, segera periksakan ke dokter agar dapat ditangani secara cepat dan tepat. Selain itu penting untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus guna mencegah terjadinya DBD, hal tersebut meliputi : Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Serta diikuti dengan pencegahan Plus seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidur menggunakan kelambu, memasang kawat kasa di lubang ventilasi, menggunakan lotion anti nyamuk, memasang ovitrap/lavitrap/mosquito trap, serta melakukan larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ditutup.

image-newest
Info Kesehatan

Tingkatkan Kesadaran Risiko Penyakit Alzheimer & Bagaimana Cara Pencegahannya Rabu, 21 September 2022 10:33 WIB Peringatan Hari Alzheimer Sedunia atau World Alzheimer’s Day yang diperingati setiap tanggal 21 September menjadi momentum pengingat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian global terhadap penyakit Alzheimer maupun Demensia. Penyakit Alzheimer sendiri merupakan penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Penyakit ini juga dapat berkembang seiring waktu dan mempengaruhi beberapa fungsi otak atau terjadi Demensia. Pada tahun 2022 ini, Hari Alzheimer Sedunia diperingati dengan mengusung tema “Know Dementia, Know Alzheimer’s” atau “Kenali Demensia, Kenali Alzheimer”. Fokus utama dalam tema tahun ini adalah dukungan terhadap orang-orang yang dinyatakan atau didiagnosis terkena Demensia. Hal ini sejalan dengan data dari ADI (Alzheimer’s Disease International) pada tahun 2022, dimana penderita Demensia membutuhkan dukungan komprehensif yang mencakup kesejahteraan medis, emosional dan, juga sosial. ADI juga menggaris-bawahi beberapa laporan terkait Alzheimer pada tahun 2022 ini, meliputi : Dampak diagnosis pada orang yang hidup dengan Demensia, pengasuh dan keluarga mereka. Pertimbangan medis, emosional dan praktis selama tahap awal, menengah dan akhir Demensia, termasuk untuk  berbagai bentuk Demensia. Intervensi farmakologis, kognitif dan multi domain saat ini dan masa depan dalam Demensia. Dampak budaya dan masyarakat pada dukungan pasca-diagnosis untuk orang yang hidup dengan Demensia, memperkenalkan model perawatan dari seluruh dunia. Pentingnya edukasi tentang Demensia. Adapun untuk penyebab terjadinya penyakit Alzheimer masih belum dapat dipastikan secara tepat, namun terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit Alzheimer yang meliputi  Faktor Usia Ketika usia mencapai 65 tahun, maka risiko terkena Alzheimer akan meningkat menjadi dua kali lipat setiap lima tahunnya.   Riwayat Keluarga & Genetika Risiko Alzheimer akan meningkat jika ada anggota keluarga dekat (orang tua, kakak, adik, anak) menderita penyakit ini.   Jenis Kelamin Perempuan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan laki-laki untuk terkena penyakit Alzheimer.   Gaya Hidup dan Kesehatan Jantung Faktor risiko penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer, seperti : kurang berolahraga, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes yang tidak terkontrol. Sementara itu, untuk dapat mencegah terjadinya penyakit Alzheimer dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal seperti melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, melakukan stimulasi otak dengan membaca ataupun dengan kegiatan hobi lainnya, bersosialisasi dan selalu meningkatkan pikiran positif, mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara bersyukur, makan-makanan tinggi serat dan bergizi tinggi.

image-newest
Info Kesehatan

Mengenal Lebih Jauh Faktor Risiko Osteoporosis di Usia Senja Kamis, 15 September 2022 10:33 WIB Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat kepadatan dan kualitas tulang berkurang. Menurut data dari International Osteoporosis Foundation, osteoporosis dapat dialami oleh 1 dari 3 wanita, dan 1 dari 5 pria yang berusia diatas 50 tahun atau telah berusia lanjut. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia mencapai 23% pada wanita berumur 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berumur 80 tahun keatas. Salah satu alasan terkait tingginya angka penyakit osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi oleh adanya masa menopause yang dapat menurunkan kadar hormon estrogen sehingga mempengaruhi kemampuan pembentukan tulang. Adapun beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis meliputi : Semakin bertambah usia, osteoporosis terjadi akibat tulang yang semakin menipis. Osteoporosis dapat terjadi akibat genetik. Hormon seksual, seperti estrogen pada wanita dan testosteron pada pria mengalami penurunan atau melemah. Pasien yang sedang mengalami masa pengobatan yang cukup lama. Kurangnya asupan vitamin D dan Kalsium. Memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol ataupun kafein dalam kadar tinggi. Osteoporosis juga termasuk dalam penyakit yang tidak memiliki gejala berat (silent disease). Namun, meskipun begitu terdapat beberapa tanda yang patut diwaspadai agar dapat mendeteksi terjadinya osteoporosis, seperti merasakan sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka waktu panjang, mengalami postur punggung bungkuk, menurunnya tinggi badan, dan sering mengalami cedera pada tulang.   Meskipun begitu, osteoporosis dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Beberapa langkah-langkah pencegahannya meliputi : Mengonsumsi makanan bergizi. Memenuhi asupan gizi tinggi kalsium, direkomendasikan untuk mengonsumsi 1.000mg untuk usia 19-50 tahun, dan 1.200mg untuk lansia. Mencukupi kebutuhan vitamin D. Olahraga teratur dan aktif bergerak. Hindari rokok, minuman beralkohol, serta kafein yang berlebih.

image-newest
Info Kesehatan

Manajemen Stress yang Baik Untuk Mental yang Sehat Rabu, 07 September 2022 17:19 WIB Masuk kedalam agenda Wellbeing Activity, webinar Sharing Santuy kali ini mengangkat tema “Coping with Stress” pada Rabu (7/9). Stress merupakan hal yang sering kita temui disekitar kita, namun dengan manajemen stress yang baik, kita dapat mengatasi stress tersebut. Kegiatan webinar kali ini diikuti oleh seluruh insan Yakes Telkom. Rahmi Maya Fitri, S.Psi selaku pembicara langsung menjelaskan apa itu stress. “Stress adalah respon adaptif terhadap situasi yang dianggap menantang atau mengancam kesejahteraan seseorang. Stress dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Eustress (yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif), dan Distress (yang bersifat tidak sehat, negative, dan destruktif)” ujarnya. Stress disebabkan oleh setiap kondisi lingkungan yang memberikan tuntutan, baik secara fisik atau emosional pada individu. Gejalanya juga dapat kita lihat melalui reaksi tubuh dan merupakan eviden yang kuat atas stress yang kita alami. “Jika seseorang mengalami stress, apa yang dapat kita lakukan?kita harus dapat melakukan manajemen stress seperti: Menghilangkan atau mengubah stressor, menghindari dari sumber stress (berlibur, unplugging), mengubah persepsi terhadap sumber stress, mengendalikan konsekuensi dari stress, dan menerima dukungan sosial. Namun jika masalah yang kita alami sudah terlalu berat dan mulai mengganggu Kesehatan, maka sudah saatnya kita untuk mencari pertolongan ahli”, imbuhnya. Sangat penting bagi kita untuk mengenali keadaan psikis diri kita sendiri, dan dengan dengan menerapkan manajemen stress yang baik, tujuannya adalah untuk mendapatkan mental yang sehat.

image-newest
Info Kesehatan

Pahami Faktor Risiko & Gejalanya, Untuk Hidup Sehat Tanpa Diabetes Selasa, 06 September 2022 13:16 WIB Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap diabetes, hingga akhirnya baru tersadar ketika kondisinya sudah parah. Penyakit yang disebabkan oleh adanya penurunan produksi insulin dalam tubuh ini dapat memicu penyakit lainnya seperti stroke, penyakit jantung, gagal ginjal hingga mengancam nyawa.  Namun, diabetes merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang pada dasarnya dapat dikontrol dan dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengetahui tanda atau gejala diabetes sedini mungkin. Memahami faktor risikonya menjadi langkah penting agar dapat mencegah penyakit diabetes sejak dini. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi terjadinya diabetes meliputi kegemukan, kurang gerak, merokok, hipertensi, dislipidemia, riwayat penyakit jantung serta melakukan diet yang tidak seimbang. Beberapa faktor risiko tersebut dapat ditangani dengan merubah gaya hidup dengan perilaku CERDIK, yakni : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup,  Kelola stres. Selain itu, mengenal gejala penyakit diabetes juga dapat dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin agar diabetes dapat ditangani lebih cepat dan menghindari terjadinya komplikasi serius. Adapun beberapa gejala utamanya nya seperti sering mengalami buang air kecil (poliuri), Cepat merasa lapar (polifagia), serta cepat haus (polidipsi). Cari tahu lebih banyak tentang Diabetes dengan mengunjungi channel Youtube Yakes Telkom atau klik Playlist Tentang Diabetes Melitus

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.