• icon-phone Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405
  • Contact Center Yakes Telkom : 022 - 4521405

Info Terbaru

image-newest
Info Kesehatan

Cegah Infeksi Pada Anak, Ini Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua Jumat, 20 Mei 2022 09:31 WIB Anak-anak merupakan usia rentan dalam terinfeksi berbagai bakteri dan virus penyakit, namun meskipun begitu terdapat beberapa tahapan untuk mencegah kondisi tersebut. Hal ini terjadi akibat bayi dan balita umumnya cenderung menggunakan tangan mereka untuk menyentuh berbagai permukaan, seperti wajah, hidung maupun mata setelah berkontak dengan barang yang memungkinkan berkumpulnya virus dan bakteri. Dr. Nina Dwi Putri, SpA (K) dari Unit Kerja Koordinasi Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kontak dekat dengan banyak anak lain dapat dengan mudah menjadi sumber penyebaran virus dan bakteri pada anak-anak. Oleh karena itu, Dr. Nina menjelaskan beberapa cara untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua. Beberapa cara tersebut meliputi : Melakukan Vaksinasi atau Imunisasi Imunisasi pada anak merupakan cara paling efektif untuk menjadi perlindungan anak dari infeksi tertentu pada masa anak-anak. Selain itu imunisasi juga dapat memberikan kekebalan pada kelompok masyarakat dalam mencegah penyebaran infeksi penyakit lebih lanjut.   Hindari Kerumunan atau Tempat Yang Terlalu Ramai dan Ruang Dengan Sirkulasi Yang Buruk Terdapat beberapa penyakit yang mudah tertular pada saat suasana ramai, terlalu padat orang serta sirkulasi udara yang buruk. Menurut Dr. Nina bayi yang baru lahir biasanya masih belum memiliki daya tahan tubuh yang baik, sehingga disarankan untuk tidak dibawa ke keramaianan guna mencegah terpapar infeksi penyakit.   Biasakan Menjaga Kebersihan Pada Anak Hal paling sederhana yang bisa dilakukan dalam mencegah infeksi penyakit adalah dengan mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan tubuh. Hal ini meliputi rajin mencuci tangan sebelum atau sesudah bermain maupun saat akan makan, menjaga kesehatan mulut dengan menggosok gigi, serta beberapa hal lainnya.   Tetap Berada Dirumah Meski Sakit Guna Mencegah Penyebaran Infeksi Jika anak mengalami sakit ringan seperti, batuk pilek, demam, ruam-ruam dan lainnya, usahakan untuk tetap melakukan perawatan dirumah. Hal ini guna mencegah terpaparnya infeksi lain kepada anak, berikan anak waktu istirahat yang cukup agar segera pulih. Manfaatkan juga fasilitas telemedicine untuk mendapat obat yang sesuai dengan kebutuhan anak, namun meskipun begitu jika anak membutuhkan perawatan lebih lanjut segera periksakan ke dokter. Selain beberapa cara diatas, Dr. Nina juga mengingatkan jika memang anak mengalami masalah kesehatan khusus maka sebaiknya segera konsultasikan kepada petugas kesehatan dalam pencegahan spesifik pada anak.  “Jangan panik. Apapun infeksinya yang penting selalu melakukan pencegahannya,”jelas Dokter Nina

image-newest
Info Kesehatan

Hepatitis Akut Masih Menjadi Ancaman, Masyarakat Diharapkan Tetap Waspada Jumat, 20 Mei 2022 09:30 WIB Penyakit Hepatitis Akut Berat yang kini merebak di sejumlah negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia masih menjadi salah satu ancaman penyakit yang perlu diwaspadai oleh masyarakat. Kasus hepatitis yang dinyatakan sebagai kejadian luar biasa oleh WHO ini menyerang anak-anak dengan penyebab yang masih belum diketahui. Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan telah ada 180 pasien anak dari total 36 negara yang terdampak hepatitis akut berat ini. CDC terus memeriksa kemungkinan dari penyebab pasti dari hepatitis ini, namun beberapa waktu lalu ditemukan bahwa Adenovirus terdeteksi pada hampir separuh anak-anak terdampak hepatitis akut berat ini. Meskipun begitu, CDC masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti virus yang menjadi penyebab utama dari Hepatitis Akut Berat ini. Oleh karena itu, penting untuk diketahui oleh masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala dari hepatitis akut berat ini, khususnya gejala penyakit kuning dengan menguningnya kulit atau mata. Serta memastikan diri menjalankan tahapan pencegahan dari penyakit ini. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyampaikan kasus penularan hepatitis akut ini perlu menjadi perhatian masyarakat. Meskipun pemerintah menyatakan pelonggaran penggunaan masker pada luar ruangan, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. "Walaupun sudah diumumkan oleh Presiden Jokowi dengan pelonggaran (masker) itu maka tetap ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan kita waspadai apalagi dengan ada Hepatitis ini yang semuanya belum diketahui. Sehingga dengan pelonggaran ini bukan berarti kita membiarkan tertular penyakit lain," jelas Syahril Sementara itu, Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ade Rachmat Yudiyanto menyebutkan hepatitis akut berat ini memiliki gejala ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare hingga gejala lanjutan seperti menguningnya area mata dan kulit serta perubahan warna pada feses dan air kencing. Menanggapi hal tersebut, Ade Rachmat meminta kepada orang tua tidak lantas panik jika mendapati anak memiliki gejala yang mirip dengan hepatitis akut berat tersebut. Ade Rachmat meminta kepada orang tua yang mendapati anaknya mengalami gejala-gejala tersebut untuk melakukan pengecekan langsung ke fasilitas kesehatan untuk diberikan penanganan lebih lanjut. Selain itu Ade juga menjelaskan tahapan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hepatitis akut berat ini adalah dengan peningkatan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan masker.

image-newest
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.

image-newest
Info Kesehatan

Hari Perawat Sedunia, Angkat Fokus Tema Investasi Keperawatan dan Menghormati Hak Perawat Kamis, 12 Mei 2022 17:56 WIB Hari Perawat Sedunia menjadi momentum pengingat dari kontribusi dan jasa para perawat bagi kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia, yang diperkenalkan oleh International Council Nurses (ICN) pada tahun 1965 serta dirayakan pada 12 Mei setiap tahunnya. Pada tahun 2022 ini, ICN menetapkan tema “Perawat : Suara untuk Mempelopori - Berinvestasi dalam keperawatan dan menghormati hak demi mengamankan kesehatan global”. Dimana tema ini dikemas dalam tagar #IND2022 yang menyebarkan informasi terkait fokus pada kebutuhan untuk berinvestasi dalam keperawatan dan menghormati hak-hak perawat dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan berkualitas tinggi demi memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat sekarang hingga masa depan. Pandemi Covid-19 sendiri menjadi salah satu alarm yang menggambarkan kelemahan dunia yang disebabkan kurangnya investasi dalam sistem kesehatan di seluruh dunia. Sehingga ICN kembali menegaskan pentingnya investasi tersebut untuk membangun tenaga keperawatan yang tangguh dan berkualitas tinggi, serta juga untuk melindungi hak-hak perawat dalam mengubah sistem kesehatan agar memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat sekarang dan di masa depan. Dalam sejarahnya, peringatan Hari Perawat Sedunia ini selalu menekankan materi terhadap pekerjaan berdedikasi dan inovasi yang dilakukan perawatan seluruh dunia. Oleh karena itu, perhatian mengenai kesehatan tidak melulu ditujukan demi kesehatan pasien semata, tetapi juga memperhatikan kemajuan perawatan kesehatan di tingkat nasional dan internasional. Isu yang terjadi dalam profesi keperawatan antara lain dampak dari faktor ekonomi, perjuangan berkelanjutan dalam pencapaian gaji yang memadai, hingga hak mendapatkan kondisi kerja yang layak. Beragam isu ini diangkat sebagai tema tahunan yang didistribusikan melalui kegiatan promosi dan pendidikan oleh ICN

image-newest
Info Kesehatan

Waspada! Ini Beda Diare Biasa dan Diare Akibat Hepatitis Akut Berat Rabu, 11 Mei 2022 14:53 WIB Kasus hepatitis akut berat saat ini tengah merebak di sejumlah negara termasuk Indonesia. Wabah yang menyerang anak-anak ini memiliki beberapa gejala yang timbul, salah satunya adalah diare. Namun bagaimana membedakan diare yang menjadi gejala dari hepatitis akut misterius dengan diare biasa? Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), dr. Muzal Kadim, Sp. A(K) diare yang biasa terjadi akibat rotavirus umumnya diawali dengan muncul demam terlebih dahulu sebelum diare. Namun untuk diare akibat hepatitis akut berat, biasanya dibarengi dengan demam ringan. "Diare biasanya cair sekali, berbau asam, ada kembungnya, merah di anus. Itu khas sekali diare pada anak atau diare bayi yang terkena rotavirus," imbuh dr. Muzal. Sedangkan untuk diare akibat hepatitis akut berat ini akan dibarengi dengan mual yang hebat, serta mengalami lemas dan nyeri di perut akibat pembesaran hati. "Kalau hepatitis yang akut, hepatitis A yang banyak kejadian penularannya lewat saluran cerna. Gejalanya ada mual, tapi agak berbeda. Diarenya lebih jarang, mualnya lebih hebat. Demamnya ringan. Lemasnya terutama. Kemudian nyeri perutnya lebih karena pembesaran hati sudah besar di kanan atas,"tambah dr. Muzal Namun dr. Muzal juga menyampaikan saat ini gejala akibat hepatitis akut berat ini agak sulit dibedakan, sehingga penting untuk melakukan tahapan pemeriksaan secara klinis jika mengalami gejala tersebut. "Agak sulit membedakan. Kalau kita di lapangan ada diare, muntah, sakit perut, sementara ini curigai dulu, pastikan melalui pemeriksaan spesifik klinis dari ahli. Periksakan daripada terlambat,"jelas dr. Muzal

image-newest
Info Kesehatan

Ini Hal Yang Perlu Diketahui Terkait Hepatitis Akut Berat Rabu, 11 Mei 2022 14:49 WIB Beberapa waktu belakangan ini, dunia cukup digemparkan dengan adanya laporan terkait kasus hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiology) menyerang anak-anak di beberapa negara.  Menanggapi hal tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik dalam mencegah terjadinya hepatitis akut berat pada anak ini. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso. "Kita prihatin dengan kondisi yang ada, tapi kami imbau orang tua jangan panik. Sebaiknya mari memastikan anak-anak mengkonsumsi makanan yang matang," katanya dalam diskusi daring bertajuk "Serba-Serbi Penyakit Anak Pasca Lebaran"jelas dr. Piprim Basarah Namun, apa sih sebenarnya hepatitis akut itu? seberapa bahaya penyakit tersebut? dan bagaimana cara mencegahnya? Hepatitis akut sendiri merupakan suatu kondisi peradangan pada hati atau liver namun biasanya terjadi secara tiba-tiba atau dalam jangka waktu yang singkat. Pada kasus hepatitis akut berat ini belum ditemukan pasti apa yang menyebabkannya, namun pada umumnya gejala yang timbul berupa : Jika mengalami gejala-gejala berikut, masyarakat khususnya orang tua diminta segera memeriksakan anak yang bergejala ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat diagnosis awal.  Kemenkes bersama dengan berbagai instansi terkait kini masih mendalami kasus hepatitis akut berat ini. Adapun Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada serta melakukan tindakan pencegahan seperti : Rutin cuci tangan memakai sabun Cuci seluruh bahan makanan hingga bersih Pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih Tidak bergantian alat makan Hindari kontak dengan orang sakit Jaga kebersihan Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan

image-newest
Info Kesehatan

Tetap Waspadai Penyebaran Covid-19 Pasca Libur Lebaran Rabu, 11 Mei 2022 14:46 WIB Kasus Covid-19 di Indonesia kini terus menunjukan tren penurunan kasus baru. Namun meskipun begitu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengajak masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran Covid-19. Hal ini berkaitan dengan pasca libur Lebaran idul fitri lalu. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan saat ini Kemenkes terus memantau terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran. Selama pemantauan yang dilakukan pada libur hari nasional sebelumnya, Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa terjadi kecenderungan lonjakan kasus terjadi pada hari ke-27 sampai ke-34 pasca liburan. “Nah sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya, jadi kami mengusulkan kepada Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya,”jelas Menkes Budi Gunadi dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta pada Senin (9/5) Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kasus Covid-19 ini belum berakhir, sehingga tetap penting untuk masyarakat melakukan pembatasan kegiatan serta menerapkan protokol kesehatan guna mengurangi risiko penyebaran Covid-19 usai libur lebaran. “Pemerintah akan memantau pergerakan kasus dalam satu dan dua minggu ke depan dengan memperkuat testing dan tracing. Kami juga mengimbau untuk mengoptimalkan work from home selama beberapa waktu ke depan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini,”jelas Menko Marves, Luhut

Info Terpopuler

image-popular
Info Kesehatan

Telemedicine menjadi alternatif konsultasi dimasa Pandemi Senin, 18 Januari 2021 11:05 WIB Tahun 2020 sudah selesai akan tetapi,  lain halnya dengan Pandemi yang sampai akhir 2020 belum kunjung usai. Dalam masa Pandemik ini, Yakes Telkom memberikan layanan Telemedicine yaitu pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Telemedicine saat ini, menggunakan teknologi komunikasi dengan gadget untuk memberikan konsultasi fasilitas kesehatan di tempat yang berjauhan, bisa secara langsung via telepon, berkirim pesan, ataupun videocall dengan aplikasi WA (whatsapp) atau aplikasi Telegram. Layanan Telemedicine dibutuhkan oleh Pelanggan dalam masa pandemik Covid-19 saat ini karena ada beberapa layanan yang bisa didapatkan oleh pelanggan dengan menggunakan Telemedicine diantaranya adalah: Layanan Konsultasi medis dengan dokter dan petugas medis lainnya di Yakes Telkom. Memberi kemudahan saat pelanggan ingin mendapatkan Obat Rutin yang dikonsumsi tanpa harus datang ke Poliklinik Yakes Telkom. Permintaan rujukan pemeriksaan Laboratorium dan rujukan ke rumah sakit. Layanan konsultasi tentang restitusi. Layanan konsultasi non medis perihal kepesertaan. Kenapa harus Telemedicine? Guna mencegah penyebaran virus covid-19 lebih baik apabila dirumah saja untuk menghindari kerumunan, itulah sebabnya Yakes Telkom lebih menekankan Telemedicine daripada pelanggan datang langsung ke Poliklinik. Dengan Telemedicine para pelanggan tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan dari Yakes. Untuk layanan medis para pelanggan bisa melakukan konsultasi kepada para dokter, apabila memerlukan obat dokter akan memberikan dan dikirim menggunakan kurir. Demikian juga dengan rujukan bisa juga didapatkan dengan melakukan Telemedicine. Tidak hanya layanan konsultasi medis saja yang diberikan kepada para pelanggan, melainkan dari sisi Non Medispun bisa melakukan Telemedicine, salah satu contohnya adalah layanan Konsultasi kepesertaan. Untuk melakukan laporan update Faskes putra/i dari pelanggan, Pensiunan dapat mengirimkan foto atau scan persyaratan yang sudah lengkap kepada admin kepesertaan untuk diproses lebih lanjut. Selain itu juga pengajuan untuk cetak kartu kesehatan bisa dilayani secara online via Whatsapp ataupun Telegram, dengan mengirimkan persyaratan yang sudah lengkap kepada Admin Kepesertaan pengajuan cetak kartu kesehatan bisa diproses lebih lanjut. Saat ini Yakes Telkom tak henti-hentinya memberikan layanan yang terbaik kepada para pelanggan karena sesuai dengan slogan terbaru Yakes Telkom yaitu Sehat Tekad Kita, Melayani dengan Cinta (YKS05-01)

image-popular
Info Kesehatan

Kasus Positif Terus Melonjak, Segera Vaksinasi dan Kencangkan Prokes Minggu, 30 Januari 2022 21:49 WIB Lonjakan Kasus Harian Perupadata mencatatkan penambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 9905 kasus (per 28 Januari 2022). Data yang ada juga menunjukkan 90,1% kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal dan tercatat sudah 3 pasien kasus konfirmasi Omicron meninggal dunia (memiliki komorbid atau penyakit penyerta dan 1 kasus belum divaksin). Kenaikan kasus harian Covid disinyalir akan terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Gambaran kenaikan tajam kasus ini juga terlihat di lingkungan TelkomGroup. Munculnya 3 sub varian Omicron Baru-baru ini muncul 3 sub varian Omicron yaitu BA.1 BA.2 dan BA.3, status ketiganya masih terus diteliti. Sementara gejala dibandingkan Delta lebih ringan. BA.2 lebih infeksius dengan gejala lebih ringan dari BA.1. Mutasi virus memang bukanlah hal yang baru, apalagi Variant of Concern cenderung cepat menginfeksi dan akan banyak bermutasi. Yang harus digarisbawahi adalah jangan meremehkan dan jangan abai untuk mencegah virus semakin merajalela dan melahirkan varian yang berbahaya. Cegah dengan Vaksin dan Disiplin Prokes Sesuai dengan anjuran pemerintah melalui Kemenkes, perusahaan turut aktif mengambil langkah-langkah untuk mencegah laju penularan khususnya di lingkungan TelkomGroup dengan mempercepat upaya pelaksanaan vaksinasi booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin primer.  Jadi bagi karyawan, pensiunan dan keluarga yg sudah mendapatkan e tiket di Peduli Lindungi dan telah 6 bulan dari vaksin ke 2, segera lakukan vaksinasi booster baik di sentra vaksinasi, RS atau puskesmas terdekat. Ayo kita cegah peningkatan laju Covid dengan tidak panik seraya meningkatkan protokol kesehatan dengan selalu gunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, menghindari bepergian kecuali sangat mendesak, dan menghindari kegiatan makan bersama. Semangat Sehat!  #SEMUAWAJIBPAKAIMASKER #SegeraVaksin

image-popular
Info Kesehatan

Be Mindful of Your Mental Health Sabtu, 24 Oktober 2020 08:36 WIB Tidak dipungkiri lagi bahwa kesehatan mental merupakan salah satu bagian yang menandakan sehatnya seseorang. Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi bagaimana kondisi psikologis diri kita. Di tengah kondisi pandemic Covid-19 yang melanda, mari kita tanyakan ke diri sendiri, sejahterakah kita secara psikologis? Sejahtera secara psikologis menandakan bahwa diri kita memiliki perasaan yang baik (feeling good) dan dapat berfungsi secara efektif (functioning effectively). Untuk dapat sejahtera secara psikologis, tentunya kita perlu memperhatikan (mindful) kondisi kesehatan mental. Mengapa demikian? Alasannya sangat sederhana, karena dengan memberikan perhatian maka kita lebih menyadari serta dapat lebih memahami kondisi diri kita. Mindfulness adalah suatu pendekatan integratif yang didasarkan pada hubungan pikiran & tubuh, yang membantu individu untuk mengelola pikiran dan perasaan serta kesehatan mental mereka. Mindfulness merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Salah satu contoh simpelnya adalah dengan kita menyadari bagaimana rasa makanan yang tadi dicicipi? Apa warna baju yang dipakai hari ini? Apa perasaan yang muncul ketika atasan memberikan feedback kepada saya? Apa yang saya rasakan ketika rekan kerja menolak pendapat saya? Sadar akan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan menjadi salah satu wujud agar kita dapat menjalankan hari-hari dengan nyaman serta menemukan solusi yang terbaik untuk permasalahan yang dihadapi. Selain menyadari apa yang terlintas dipikiran dan dirasakan, menyadari apa yang tubuh kita coba untuk sampaikan juga salah satu bentuk mindfulness. Sebagai contoh, saat berada pada situasi penuh tekanan atau kecemasan, ternyata tubuh kita memunculkan reaksi tertentu seperti detak jantung meningkat, otot tegang atau napas terhambat. Dengan memperhatikan perubahan yang muncul tersebut, maka kita dapat pula mencari solusi atas perubahan yang terjadi, salah satu upayanya dengan mengatur napas dengan baik agar tubuh menjadi tenang. Begitu pula dengan situasi Covid-19 yang tengah kita hadapi saat ini, aware terhadap apa yang menjadi pikiran, perasaan, serta pola tingkah laku yang dimunculkan akan membantu kita menentukan langkah pengelolaan yang tepat. Kesadaran ini menandakan pula bahwa kita merawat diri. Kita sadar akan hal yang menjadi pemicu dari kecemasan serta memperhatikan hal-hal apa yang membuat tertekan. Ketika kita mulai memperhatikan kondisi kesehatan mental, tidak hanya diri kita sendiri yang mendapatkan manfaatnya. Manfaat apalagi yang didapat melalui mindfulness? Menyadari kondisi psikologis atau kesehatan mental ini juga dapat membantu mengurangi stigma lingkungan yang buruk terhadap kesehatan mental. Beberapa contoh mindfulness ini adalah, menyadari penggunaan tata bahasa yang digunakan agar tidak menyakiti perasaan orang lain, mengedukasi diri terkait kesehatan mental yaitu dengan mengenali bahwa kesehatan mental memiliki perlakuan yang sama dengan masalah medis lainnya, dan mendengarkan kondisi orang lain tanpa interupsi, asumsi, maupun interpretasi di awal. Nah, beberapa hal tersebut dapat kita latih di kehidupan sehari-hari dan menjadi upaya bagi kita untuk lebih mindful terhadap diri maupun lingkungan sosial. Sudah saatnya kita aware terhadap kesehatan mental. Sesuai dengan kampanye yang dikeluarkan World Federation for Mental Health (WFMH), perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia tahun 2020 mengusung tema “Mental Health for All: Greater Investment – Greater Access”, hal tersebut menandakan bahwa sehat mental itu hak setiap orang. Inilah saatnya bagi kita untuk berinvestasi dalam kesehatan mental. By: Rahmi Maya Fitri, M.Psi., Psikolog     “We would never tell someone with a broken leg that they should stop wallowing and get it together. We don’t consider taking medication for an ear infection something to be ashamed of.”  MICHELLE OBAMA     Sumber: https://www.verywellmind.com/improve-psychological-well-being-4177330; https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mindfulness; https://www.mindfulnessstudies.com/ending-mental-health-stigma-through-mindfulness/

image-popular
Info Kesehatan

Hari Hipertensi Sedunia, Kenali Faktor Risiko & Cara Pencegahannya Selasa, 17 Mei 2022 14:21 WIB 17 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia atau dikenal dengan World Hypertension Day. Momen peringatan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat terkait dengan pentingnya mengenali gejala, faktor risiko serta cara pencegahan dari penyakit hipertensi. Gerakan Hari Hipertensi Sedunia ini juga bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat dunia terkait komplikasi medis yang serius akibat hipertensi, informasi tentang pencegahannya, deteksi dini, serta tahapan pengobatannya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tubuh mengalami tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan juga stroke. Meskipun gejalanya sering tidak terlihat jelas, namun hipertensi masih dapat dideteksi serta dikontrol dengan baik. Hal tersebut seperti mengetahui beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi dalam tubuh, seperti : Usia Seiring bertambahnya usia, risiko tekanan darah tinggi juga akan meningkat. Selain itu risiko hipertensi juga akan lebih sering terjadi pada pria dewasa dibandingkan wanita.   Riwayat Keluarga Penyakit Hipertensi ini juga cenderung dapat diturunkan dalam silsilah keluarga, sehingga peran serta seluruh anggota keluarga dalam mencegah atau mendeteksi dini terjadinya hipertensi sangatlah penting.   Merokok Kebiasaan buruk merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi serta merusak lapisan dinding arteri, jika dibiarkan dapat menyebabkan arteri menyempit serta meningkatkan risiko penyakit jantung.   Obesitas Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas juga memiliki risiko tinggi akan terjadinya hipertensi. Hal ini terjadi akibat tubuh yang semakin berat dapat meningkatkan kebutuhan darah dalam memasok oksigen dan nutrisi dalam jaringan tubuh. Dengan meningkatnya aliran darah tersebut, maka dapat meningkatkan tekanan pada dinding arteri.   Konsumsi Garam Berlebih Serta Sedikit Mengkonsumsi Potasium Konsumsi garam (natrium) berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Selain itu, kurangnya konsumsi zat potasium dapat meningkatkan tumpukan kadar natrium dalam darah.   Disebabkan Oleh Kondisi Kesehatan Tertentu Kondisi kesehatan yang kronis juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini termasuk pada penderita penyakit ginjal, diabetes, serta sleep apnea. Dalam mendeteksi dini penyakit hipertensi ini, perlu dilakukan pengecekan berkala dalam mengukur tingkat tekanan darah. Meski begitu, pengukuran tekanan darah harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto. SpJP(K). dr. Erwinanto menjelaskan bahwa proses pengukuran tekanan darah di rumah sebaiknya dilakukan setiap hari, setidaknya hingga 3 sampai 4 hari berturut-turut. Kemudian pada saat pengukuran tensi, dilakukan sebanyak 2 kali pengukuran dengan jeda waktu 1 hingga 2 menit untuk memastikan nilai tensi yang didapat adalah valid. "Lebih baik 7 hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Tingkat tekanan darah ditentukan oleh nilai rata-rata semua pengukuran , kecuali pengukuran hari pertama. Jadi, hasil hari pertama jangan dimasukin ke perhitungan rata-rata, ya,"jelas dr. Erwinanto Hipertensi juga dapat diatasi dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti melakukan olahraga terartur, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi konsumsi minuman berkafein hingga berhenti merokok. Namun jika kondisi tekanan darah sudah tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter serta mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.